LK. 3.1 Menyusun Best
Practices
Menyusun cerita praktik
baik (best practice) menggunakan metode star (situasi, tantangan, aksi,
refleksi hasil dan dampak) terkait pengalaman mengatasi permasalahan peserta
didik dalam pembelajaran
Lokasi |
SMA Zion |
Lingkup
Pendidikan |
Sekolah menengah atas |
Tujuan yang ingin dicapai |
Meningkatkan kreativitas peserta didik
dalam pembelajaran biologi dengan menggunakan model pembelajaran projek
based learning (PJBL) |
Penulis |
Marselinus Darmo,
S.Pd |
Tanggal |
5 Januari 2024 |
Situasi:
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa
praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab
anda dalam praktik ini.
Setelah melakukan analisis dan wawancara ke beberapa tokoh
di SMA Zion, ditemukan beberapa masalah yang menyebabkan rendahnya kreativitas
peserta didik dalam proses pembelajaran, dan dimana hal tersebut berpengaruh
pada hasil Pelajaran. Adapun penulis menemukan beberapa hal yang menjadi latar
belakang rendahnya kreativitas belajar peserta didik di SMA Zion adalah sebagai
berikut:
1.
Guru belum mengarahkan
pembelajaran di kelas ke arah Students Centered (Berpusat
pada Peserta Didik)
2.
Metode dan model
pembelajaran yang inovatif belum sepenuhnya di terapkan di kelas.
3.
Media berbasis ICT (Information and Communication Technologies) kurang
dimanfaatkan oleh guru untuk menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar yang
lebih menarik dan interaktif.
4.
Kreativitas peserta didik
dalam pembelajaran masih rendah.
Praktik Baik (Best Practice) merupakan
suatu hal yang perlu dibagikan ke semua orang, sebab penulis berpendapat bahwah
masalah-masalah yang penulis hadapi sudah umum terjadi di banyak sekolah dan penulis
yakin guru lainnya di luar sana mengalami hal yang serupa seperti yang di alami
penulis.
Oleh karena itu penulis
berharap praktik baik ini bukan hanya berpengaruh terhadap motivasi diri penulis
pribadi sebagai pelaksana dan penulis dalam menerapkan model, metode dan media
pembelajaran yang inovatif, namun juga bisa bermanfaat dan berdampak nyata
sebagai inspirasi dan referensi untuk diimplemantasikan langsung oleh
rekan-rekan guru lainnya yang tergerak untuk menyelesaikan-masalah serupa di
kelas dan sekolahnya masing-masing.
Pelaksana sebagai guru
profesional memiliki peran sebagai pemimpin pembelajaran dan orang yang
bertanggung jawab penuh mendorong kolaborasi untuk melaksanakan praktik
pembelajaran ini secara efektif dengan menggunakan model PjBL dan media
pembelajaran yang tepat guna serta inovatif sehingga tujuan pembelajaran dan
hasil belajar peserta didik bisa tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan.
Tantangan :
Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan
tersebut? Siapa saja yang terlibat.
Berdasarkan pengalaman yang penulis alami ada beberapa hal
atau tantangan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai antara
lain:
1.
Perbedaan karakteristik peserta didik
2.
Kurangnya keterampilan dalam membuat
projek
3.
Menyelesaikan projek, dalam waktu yang
sangat tebatas.
4.
Mengatasi rkeativitas peserta didik yang masih kurang, hal ini terjadi karena
kurang terbiasa menggerjakan projek.
5.
Khusus saat sit in maslah
jaringan yang menjadi tantangan utama.
Adapun yang terlibat dalam
penelitian ini antara lain peserta didik SMA Zion kelas XI Fuji sebanyak 35
orang, kepala sekolah, wakil kurikulum dan rekan sejawat. Keterlibatan kepala
sekolah, wakasek kurikulum dan rekan sejawat merupakan cara untuk
mendaptkan data yang real mengenai keadaan peserta didik, dan juga mencari
solusi atas setiap permasalah di alami.
Aksi:
Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi
tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa
saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk
melaksanakan strategi ini
1.
Langkah-Langkah
2.
Menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) berbasis Students Centered (berpusat pada peserta didik)
3.
Mengkomunikasikan RPP
kepada dosen pembimbing dan guru pamong agar dapat di berikan saran dan
rekomendasi agar RPP dapat disusun lebih baik.
4.
Merancanakan waktu membuat
projek kepada peserta didik
5.
Memilih model dan metode
pembelajaran inovatif yang efektif dan efisien sesuai dengan karakteristik
peserta didik seperti PjBl (Project Based Learning).
6.
Meminta peserta didik
menyiapkan memang alat dan bahan yang diperlukan dalam membuat projek
7.
Membuat media ajar yang
menarik menggunakan video
8.
Menyediakan Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD)
9.
Mempersiapkan sarana dan
fasilitas penunjang pembelajaran seperti laptop, proyektor, speaker,
website, video pembelajaran dan internet dengan
jaringan yang kuat.
10.
Melaksanakan pembelajaran
menggunakan model PjBL, dan menyusun Project,
melakukan Assesment, evaluasi.
2.
Strategi
Strategi yang digunakan
adalah sebagai berikut:
1.
Memberikan informasi rinci
kepada Kepala Sekolah tentang pelaksanaan praktik pembelajaran yang akan
dilakukan.
2.
Membangun komunikasi dan kolaborasi
dengan wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum untuk perencanaan jadwal
pelaksanaan pembelajaran.
3.
Memotivasi peserta didik
dengan memberikan apresiasi berupa rewards dalam
bentuk beragam seperti kalimat pujian, gerakan mmemuji, nilai positif dan
bahkan hadiah yang dapat menumbuhkan semangat belajar peserta didik lebih baik
lagi.
3.
Proses
Proses yang di jalankan
sesuai dengan RPP yang sudah dibuat secara garis besar adalah sebagai berikut:
1.
Melakukan persiapan:
2.
Mengkondisikan kelas agar
kondusif.
3.
Mengatur letak kursi dan
meja peserta didik.
4.
Menyiapkan alat
pembelajaran yang akan digunakan seperti Laptop dan
5.
Memastikan gawai terhubung
dengan internet.
6.
Melaksanakan Kegiatan
Pendahuluan:
7.
Peserta Didik dan guru
saling memberi dan menjawab salam serta menanya kabar.
8.
Guru dan peserta didik
berdoa bersama.
9.
Guru memeriksa kehadiran
peserta didik.
10.
Guru mengaitkan
pembelajaran sebelumnya.
11.
Guru melakukan apersepsi.
12.
Guru menjelaskan
Kompetensi dan Tujuan Pembelajaran serta manfaat dari materi yang dipelajari.
13.
Menyajikan materi atau
pertanyaan pemantik.
14.
Melaksanakan Kegiatan inti
sesuai dengan model dan metode pemeblajaran yang dipilih:
15.
Melaksanakan kegiatan
penutup:
16.
Saling bertanya jawab
terkait proses penyelesaian project yang
sudah diselesaikan bersama-sama dalam kelompok masing-masing.
17.
Guru meminta peserta didik
untuk merefleksikan pembelajaran yang sudah dilakukan bersama.
18.
Guru meminta peserta didik
untuk merefleksikan pembelajaran yang sudah dilakukan bersama.
19.
Peserta didik diberikan
apresiasi.
20.
Guru menginformasikan
materi ajar pada pertemuan berikutnya.
21.
Peserta didik di minta
untuk memimpin doa penutup.
22.
Guru dan peserta didik
saling memberi dan menjawab salam.
4.
Dukungan
Dalam pelaksanaan pembelajaran, saya juga dibantu dan
didukung dengan sangat baik oleh:
1.
Kepala sekolah dan
rekan-rekan guru sejawat di sekolah saya dalam proses persiapan perangkat
pembelajara, penjadwalan kelas untuk praktik pembelajaran dan pengadaan alat
penunjang seperti proyektor, terminal, listrik, laptop, dan kamera.
2.
Rekan Guru dalam membantu
saya mengatur tata letak seluruh perangkat dan alat penunjang pembelajaran di
kelas dan sebagai videografer
3.
Dosen Pembimbing dan Guru
Pamong dalam mengarahkan proses kegiatan pembelajaran pembelajaran yang baik
dan benar
1.
Sumber Daya / Sarana yang
diperlukan
2.
Sarana dan prasarana
penunjang kegiatan pembelajaran yaitu:
3.
1 ruang kelas yang tenang,
nyaman dan bersih.
4.
1 set dokumen perangkat
pembelajaran.
5.
2 laptop (1 di gunakan
untuk presentasi dan satunya untuk zoom)
6.
1 proyektor
7.
2 kamera
8.
1 kabel terminal listrik
9.
1 speaker active
10.
Materi pembelajaran di
Power Point, lembar kerja peserta didik di lembar LKPD dan grup Whatsapp.
Refleksi Hasil dan dampak
Bagaimana dampak dari aksi
dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak
efektif? Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi
yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan
dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut
Dampak dari penerapan
Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
untuk meningkatkan kreativitas dan semangat belajar peserta didik kelas XI
SMA Zion pada pembuatan alat praga sederhana sisitem pernapasan antara lain:
1.
Guru lebih banyak berperan
sebagai fasilitator atau pembimbing di kelas sehingga pembelajaran lebih
berpusat pada peserta didik. Hal tersebut dapat dilihat dari berkurangnya
intensitas dan frekuensi guru dalam melakukan ceramah dan banyaknya kegiatan
yang menuntut komunikasi dua arah antara peserta didik dan guru, bahkan peserta
didik dapat belajar secara mandiri menggunakan strategi dan cara yang mereka
sukai.
2.
Melalui model dan metode
pembelajaran inovatif, peserta didik menjadi lebih aktif dan bersemangat
mengikuti pembelajaran di kelas. Terlihat dari keterlibatan seluruh peserta
didik saat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disajikan dalam slide Power Point, mengamati bersama video pembelajaran yang
di tampilkan terutama saat peserta didik secara berkelompok, berdiskusi dan
berkejasama menyelesaikan Project
Faktor keberhasilan dari
kegiatan praktik pembelajaran ini adalah model pembelajaran yang digunakan
yaitu model pembelajaran Project Based Learning (PjBl)
dan media yang digunakan lebih inovatif dan interaktif. Hal tersebut berdampak
pada proses pelaksanaannya, dimana guru dapat memberikan tampilan materi
pembelajaran melalui PPT. Sedangkan peserta didik menjaadi lebih aktif secara
individu maupun kelompok saat membuat project alat
praga dan menyanyikan satu lagu yang iriknya sesuai dengan materi istem pernapasan
manusia. Dengan keberhasilan diatas, bisa ditarik kesimpulan bahwa peserta
didik sudah mampu secara aktif dan kreatif dalam membuat projek system
pernapasan sederhana. Serta peserta didik dapat membuat lagu yang bertemakan
sisitem pernapasan pada pada manusia.
Intisari pembelajaran yang
diperoleh adalah dalam setiap proses pembelajaran pendidik harus menyadari
kondisi atau situasi kelas serta karakteristik peserta didiknya sehingga paham
betul tentang apa masalah dan solusi yang dibutuhkan. Selanjutnya guru juga
harus menyesuaikan materi dengan model dan metode pembelajaran inovatif
didukung oleh media pembelajaran yang menarik dan modern. Setelah mengetahui
masalah yang dihadapi peserta didik, maka pendidik merasa tertantang untuk
selalu meningkatkan kualitas diri agar dapat melakukan pembelajaran yang
kreatif dan inovatif. Apabila guru senantiasa selalu meningkatkan
kompetensinya, maka kemampuan dan pengetahuan peserta didik pun akan meningkat.