Mendengarkan radio Makassar melalui live streaming di www.bharatafm.com
mulai pukul 05.00 s/d 24.00
Sabtu, 27 Juli 2013
Memahami Sistem Peredaran Darah Pada Hewan
Memahami Sistem Peredaran Darah Pada Hewan
Kategori : Darah
Setiap organisme pasti melakukan kegiatan metabolisme di dalam tubuhnya. Tak peduli apakah ia organisme yang terdiri atas sel banyak ataukah tunggal. Kegiatan metabolisme terjadi di salam sel. Untuk menjalankan proses metabolisme dengan benar, sel dalam tubuh organisme memerlukan makanan juga bahan lain yang berasal dari luar tubuh organisme agar bisa menjalankan aktifitas kehidupan di dalam sel. Untuk mengedarkan materi tersebut, tubuh organisme telah mengenal sebuah sistem yang dikenal dengan nama sirkulasi, dimana semua bahan-bahan yang dibutuhkan oleh tubuh diedarkan. Sistem ini menggunakan darah sebagai alat transportasinya, sehingga kemudian ia dikenal juga dengan nama sistem peredaran darah.Sisitem ini dimiliki oleh semua organisme, termasuk hewan. Apakah berbeda dengan sistem peredaran darah manusia? Simak uraian berikut ini.
Sisitem peredara darah atau sistem sirkulasi memiliki fungsi antara lain menjamin keberlangsungan kebutuhan rubuh terhadap nutrient juga oksigen, sebagai sarana pembuangan senyawa atau zat yang merupakan hasil sisa proses metabolisme, sebagai pengatur suhu di dalam tubuh serta menstabilkan tekanan dari dalam. Sistem peredaran darah pada hewan memiliki bentuk yang variatif, tergantung pada tingkatan kesempurnaan tubuh hewan tersebut. Misalnya saja pada protozoa bersilia, ia mengadakan sirkulasi tubuhnya dengan menggunakan sebuah organel bernama khoanosit. Sementara itu organisme bernama Coelentrata , ia melakukan sirkulasi dengan mengalirkan cairan menggunakan saluran yang khusus dan terdapat pada gastrovaskuler dengan silia.
Secara umum, sistem peredaran darah pada hewan dibagi atas dua bagian yakni peredaran darah tertutup dan juga sistem peredaran darah terbuka. Pada sistem peredaran darah terbuka, tekanan darah yang dihasilkan dari kontraksi jantung cukup rendah sehingga sari makanan yang terdorong akan mengalir lebih lambat dengan demikian yang tiba ke sel juga akan tebatas jumlahnya. Hal ini akan berakibat pada aktifitas metabolisme yang ikut terbatas. Contoh hewan yang tubuhnya menggunakan sistem peredaran darah terbuka ini adalah molusca juga artropoda. Lebih spesifik lagi, contoh hewan dengan sistem peredaran darah terbuka adalah cacing juga serangga seperti belalang dan lain-lain.
Secara umum, sistem peredaran darah pada hewan dibagi atas dua bagian yakni peredaran darah tertutup dan juga sistem peredaran darah terbuka. Pada sistem peredaran darah terbuka, tekanan darah yang dihasilkan dari kontraksi jantung cukup rendah sehingga sari makanan yang terdorong akan mengalir lebih lambat dengan demikian yang tiba ke sel juga akan tebatas jumlahnya. Hal ini akan berakibat pada aktifitas metabolisme yang ikut terbatas. Contoh hewan yang tubuhnya menggunakan sistem peredaran darah terbuka ini adalah molusca juga artropoda. Lebih spesifik lagi, contoh hewan dengan sistem peredaran darah terbuka adalah cacing juga serangga seperti belalang dan lain-lain.
Sementara itu, sistem peredaran darah tertutup adalah sistem dimana jantung akan memompa darah secara kontinyu atau terus menerus sehingga kemudian tekanan yang didapatkan tetap stabil dan mendorong darah lebih kuat, keluar dari pembuluh darah dan memasuki organ jantung dengan kecepatan yang baik. Secara umum, dalam sistem peredaran darah tertutup, darah akan mengalir mulai dari jantung menuju ke wilayah pembuluh kapiler dan kembali lagi pada organ jantung si hewan. Sistem peredaran darah tertutup ini mempunyai sejumlah kelebihan jika dibandingkan dengan sistem peredaran terbuka, di antaranya peredaran darah di dalam tubuh lebih stabil sehigga tekanan dalam pembuluh darah hewan juga ikut stabil. Adapun hewan yang memiliki sisitem peredaran darah tertutup adalah vertebrata antara lain katak, ikan, reptil juga burung.
Selasa, 09 Juli 2013
’Peningkatan aktivitas dan hasil belajar biologi siswa dengan menggunakan metode drill
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Selama
pendidikan masih ada, maka selama itu pula masalah-masalah tentang
pendidikan akan selallu muncul dan orang
pun tak akan henti-hentinya untuk terus membicarakan dan memperdebatkan tentang
keberadaanya,mulai dari hal-hal yang fundamental-filsafiah sampai dengan
hal-hal yang sifatnya teknis-oprasional. Sebagian besar pembicaraan tentang
pendidikan terutama tertuju pada bagaimana upaya untuk menemukan cara yang
terbaik guna mencapai pendidikan yang bermutu dalam rangka menciptakan sumber
daya manusia yang handal,baik dalam bidang akademis,sosio-personal,maupun
vokasional.
Langkah
awal yang perlu diperhatikan untuk dapat menghasilkan siswa yang berkualitas
tinggi adalah bagaimana siswa dapat menyukai materi yang akan dibawakan oleh
guru. Sebaik apapun pendekatan atau metode pembelajaran yang dilakukan oleh
seorang guru dalam membawakan materi pembelajaranya akan kurang bermakana dan
akan banyak menemukan hambatan bila siswa tidak menyenangi materi yang akan
disampaikan.
Peran
guru sebagai fasilitator dan motivator yang mampu mengarahkan dan membimbing
siswa dalam pembelajaran.Dalam melaksanakan peranannya,guru harus kreatif dan
inovatif serta menerapkan pembelajaran aktif dalam meningkatkan keberhasilan
pendidikan (Hidayat,2011). Guru berhak memiliki metode pembelajaran yang sesuai
dengan materi yang disampaikan,tujuan pembelajaran,waktu yang tersedia,jumlah
siswa dan kondisi siswa dalam pembelajaran serta hal-hal yang berkaitan dengan
keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran (suryabrata,1994).Misalnya saja
nilai rata-rata,dalam hal ini nilai rata-rata untuk mata pelajaran biologi
kelas VIII adalah 75,0
Untuk
mengetahui kekurangan-kekurangan metode maupun strategi yang digunakan, seorang
guru dianjurkan untuk melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) bersama guru
lain atau peneliti dengan melihat aspek interaksi siswa dalam proses
pembelajaran. Sehingga diharapkan dengan PTK guru secara replektif dalam
menganalisis mensintesis terhadap apa yang telah dilakukan di kelas,yang
berarti guru dapat memperbaiki pembelajaran sehingga lebih efektif
(Supardin,2006).
Keberhasilan
suatu pendidikan berkaitan dengan masalah untuk mencapai keberhasilan dalam
proses pembelajaran di sekolah. Proses pembelajaran akan efektif apabila siswa
berpartisipasi didalamnya. Siswa melakukan sebagian besar kegiatan
pembelajaran. Siswa menggunakan otak mempelajari berbagai masalah dan mencari
solusinya (Hidayat,2006). Salah satu cara untuk membuat siswa belajar aktif
adalah dengan membuat mereka bertanya dan berani menemukan pendapatnya.Cara ini
mampu mengubah siswa untuk mencapai kunci
belajar yaitu bertanya (Zaini,dkk,2004). Dari segi pelaksanaanya siswa
terlebih dahulu telah dibekali dengan pengetahuan secara teori.serta tetap
dibimbing oleh guru.
Adapun
objek penelitian yang diambil oleh peneliti adalah siswa kelas VIII A2 SMP Frater Makassar, sebagai sebuah sekolah
yang berkembang dilihat dari siswa yang banyak ditambah dengan sarana dan
prasarana yang lengkap,namun kesadaranya dalam hal belajar masih kurang.
Berdasarkan
uraian diatas,maka penulis tertarik melakukan penelitian dengn judul
‘’Peningkatan aktivitas dan hasil
belajar biologi siswa dengan menggunakan metode drill pada siswa kelas VII A2
SMP Frater Makassar. Tahun ajaran 2013-2014’’
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah dikemukakan di atas,maka yang menjadi rumusan masalah
‘’Apakah melalui pendekatan pembelajaran drill dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar biologi siswa
kelas VIII A2 SMP Frater Makassar?’’
C. Tujuan
Penelitian
Untuk
mengetahui aktivitas dan hasil belajar biologi konsep sistem gerak pada manusia
pada siswa kelas VIII A2 SMP Frater Makassar,melalui pendekatan pembelajaran tipe drill.
D. Manfaat
Penelitian
1.
Bagi
Guru
Sebagai masukan dalam
usaha meningkatkan aktivitas dan hasil belajar biologi siswa serta mendapatkan
cara penyajian pembelajaran biologi khususnya dan mata pelajaran lain,sehingga
masalah yang dihadapi siswa dan guru yang menyangkut materi pembelajaran dan
pengelolahan kelas dapat diminimalkan.
2.
Bagi
Siswa
Siswa dapat
termotivasi dalam belajar dan memahmi
Biologi serta peningkatan keaktifan siswa sesuai dengan pengembangan
berfikirnya.
3.
Bagi
Sekolah
Bermanfaat dalam
upaya membangun mutu dan hasil pembelajaran yang indikasinya adalah semakin
besarnya motivasi belajar siswa.
4.
Bagi
Peneliti
Diharapkan dapat
menjadi bekal pengetahuan tentang pendekatan pembelajaran drill serta sebagai bahan pertimbangan dan
referensi bagi peneliti selenjutnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Kajian
Teori
1. Aktivitas
Belajar Siswa
Dalam keseluruhan proses pendidikan di
sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti
berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana
proses belajar itu dilakukan oleh peserta didik. Pertanyaannya sekarang adalah,
apakah belajar itu?
Dari pertanyaan sederhana tersebut
tentu akan kita dapatkan beragam jawaban dengan berbagai argumen yang tidak
bisa dibilang sederhana. Hal itu wajar mengingat perbuatan yang disebut belajar
itu dalam kenyataannya memang ada bermacam-macam bentuk dan jenisnya. Ada yang
berpendapat bahwa belajar merupakan kegiatan menghafal fakta-fakta. Guru yang
berpendapat demikian akan merasa puas jika murid-muridnya telah sanggup
menghafal sejumlah fakta di luar kepala. Pendapat lain mengatakan bahwa belajar
adalah sama dengan latihan, sehingga hasil belajar akan nampak dalam
keterampilan-keterampilan tertentu yang bersifat mekanis atau otomatis.
Alhasil, banyak definisi tentang apa itu belajar, dan setiap orang mempunyai
pandangan yang berbeda satu sama lain.
Menurut
James O. Whittaker (dalam Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 1991), belajar dapat
didefinisikan sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah
melalui latihan atau pengalaman (”Learning may be difined as the process by
which behavior originates or is altered through training or experience”).
Hampir
senada dengan pendapat di atas, Howard L. Kingsley (dalam Abu Ahmadi dan Widodo
Supriyono, 1991) menyatakan sebagai berikut: “Learning is the process by which
behavior (in the broader sense) is originated or changed through practice or
training” {Belajar adalah proses di mana tingkah laku (dalam arti luas)
ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan}.
Belajar merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku
individu. Nana Syaodih Sukmadinata (2005) menyebutkan bahwa sebagian terbesar
perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar.
Menurut Winarno Surakhmad (1980),
belajar dapat dipandang sebagai hasil, sebagai proses dan sebagai
sebuah fungsi. Belajar dipandang sebagai hasil bilamana guru terutama
hanya melihat bentuk terakhir dari berbagai pengalaman interaksi edukatif. Yang
diperhatikan adalah menampaknya sifat dan tanda-tanda tingkah laku yang
dipelajari. Adapun belajar dipandang sebagai proses dimaksudkan adalah sebagai
proses di mana guru terutama melihat apa yang terjadi selama murid menjalani
pengalaman-pengalaman edukatif untuk mencapai sesuatu tujuan. Yang diperhatikan
adalah pola-pola tingkah laku selama pengalaman belajar itu berlangsung.
Selanjutnya, belajar dipandang sebagai fungsi dimaksudkan adalah bilamana
perhatian ditujukan pada aspek-aspek yang menentukan atau yang memungkinkan
terjadinya perubahan tingkah laku manusia di dalam pengalaman edukatif.
Sementara itu menurut Moh. Surya (1997)
: “belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu
untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari
pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.
Jadi, kata kunci dari belajar menurut
pendapat tersebut adalah perubahan perilaku. Lebih lanjut Moh Surya (1997)
mengemukakan ciri-ciri dari perubahan perilaku yang diperoleh dari belajar,
sebagai berikut:
1.
Perubahan yang disadari dan disengaja
(intensional).
Perubahan perilaku yang terjadi
merupakan usaha sadar dan disengaja dari individu yang bersangkutan. Begitu
juga dengan hasil-hasilnya, individu yang bersangkutan menyadari bahwa dalam
dirinya telah terjadi perubahan, misalnya pengetahuannya semakin bertambah atau
keterampilannya semakin meningkat, dibandingkan sebelum dia mengikuti suatu
proses belajar.
2.
Perubahan yang berkesinambungan
(kontinyu).
Bertambahnya pengetahuan atau
keterampilan yang dimiliki pada dasarnya merupakan kelanjutan dari pengetahuan
dan keterampilan yang telah diperoleh sebelumnya. Begitu juga, pengetahuan,
sikap dan keterampilan yang telah diperoleh itu akan menjadi dasar bagi pengembangan
pengetahuan, sikap dan keterampilan berikutnya.
3.
Perubahan yang fungsional.
Setiap perubahan perilaku yang terjadi
dapat dimanfaatkan untuk kepentingan hidup individu yang bersangkutan, baik
untuk kepentingan masa sekarang maupun masa mendatang.
4.
Perubahan yang bersifat positif.
Perubahan perilaku yang terjadi
bersifat normatif dan menujukkan ke arah kemajuan. Misalnya, seorang mahasiswa
sebelum belajar tentang Psikologi Pendidikan menganggap bahwa dalam proses
belajar mengajar tidak perlu mempertimbangkan perbedaan-perbedaan individual
atau perkembangan perilaku dan pribadi peserta didiknya, namun setelah
mengikuti pembelajaran Psikologi Pendidikan, dia memahami dan berkeinginan
untuk menerapkan prinsip-prinsip perbedaan individual maupun prinsip-prinsip
perkembangan individu jika dia kelak menjadi guru.
5.
Perubahan yang bersifat aktif.
Untuk memperoleh perilaku baru,
individu yang bersangkutan aktif berupaya melakukan perubahan. Misalnya,
mahasiswa ingin memperoleh pengetahuan baru tentang Psikologi Pendidikan, maka
mahasiswa tersebut aktif melakukan kegiatan membaca dan mengkaji buku-buku
psikologi pendidikan, berdiskusi dengan teman tentang psikologi pendidikan dan
sebagainya.
6.
Perubahan yang bersifat permanen.
Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses
belajar cenderung menetap dan menjadi bagian yang melekat dalam dirinya.
Misalnya, siswa belajar mengoperasikan komputer, maka penguasaan keterampilan
mengoperasikan komputer tersebut akan menetap dan melekat dalam diri siswa
tersebut.
7.
Perubahan yang bertujuan dan terarah.
Individu melakukan kegiatan belajar
pasti ada tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan jangka pendek, jangka menengah
maupun jangka panjang
8.
Perubahan perilaku secara keseluruhan.
Perubahan perilaku belajar bukan hanya
sekedar memperoleh pengetahuan semata, tetapi termasuk memperoleh pula
perubahan dalam sikap dan keterampilannya. Misalnya,
mahasiswa belajar tentang “Teori-Teori Belajar”, disamping memperoleh informasi
atau pengetahuan tentang “Teori-Teori Belajar”, dia juga memperoleh sikap
tentang pentingnya seorang guru menguasai “Teori-Teori Belajar”. Begitu juga,
dia memperoleh keterampilan dalam menerapkan “Teori-Teori Belajar”.
Menurut Gagne (Abin Syamsuddin Makmun,
2003), perubahan perilaku yang merupakan hasil belajar dapat berbentuk :
1)
Informasi verbal; yaitu
penguasaan informasi dalam bentuk verbal, baik secara tertulis maupun tulisan,
misalnya pemberian nama-nama terhadap suatu benda, definisi, dan sebagainya.
2)
Kecakapan intelektual; yaitu
keterampilan individu dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya dengan
menggunakan simbol-simbol, misalnya: penggunaan simbol matematika. Termasuk
dalam keterampilan intelektual adalah kecakapan dalam membedakan (discrimination),
memahami konsep konkrit, konsep abstrak, aturan dan hukum. Ketrampilan ini sangat dibutuhkan
dalam menghadapi pemecahan masalah.
3)
Strategi kognitif; kecakapan
individu untuk melakukan pengendalian dan pengelolaan keseluruhan aktivitasnya.
Dalam konteks proses pembelajaran, strategi kognitif yaitu kemampuan
mengendalikan ingatan dan cara-cara berfikir agar terjadi aktivitas yang
efektif. Kecakapan intelektual menitikberatkan pada hasil pembelajaran,
sedangkan strategi kognitif lebih menekankan pada proses pemikiran.
4)
Sikap; yaitu hasil
pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk memilih macam tindakan yang
akan dilakukan. Dengan kata lain, sikap adalah keadaan dalam diri individu yang
akan memberikan kecenderungan bertindak dalam menghadapi suatu obyek atau
peristiwa, di dalamnya terdapat unsur pemikiran, perasaan yang menyertai
pemikiran dan kesiapan untuk bertindak.
5)
Kecakapan motorik; ialah hasil
belajar yang berupa kecakapan pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik.
Sedangkan
menurut Bloom, perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil belajar meliputi
perubahan dalam kawasan (domain) kognitif, afektif dan psikomotor, beserta
tingkatan aspek-aspeknya. Perubahan yang dihasilkan oleh proses belajar
bersifat progresif dan akumulatif, mengarah kepada kesempurnaan, misalnya dari
tidak mampu menjadi mampu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, baik mencakup
aspek pengetahuan aspek afektif maupun aspek psikomotorik
2. Tinjauan
Tentang Pembelajaran Drill
Sebelum mendefinisikan tentang metode
drill, ada baiknya terlebih
dahulu
mengetahui tentang metode mengajar. Metode mengajar adalah cara guru memberikan pelajaran dan cara murid
menerima pelajaran pada waktu pelajaran
berlangsung, baik dalam bentuk memberitahukan atau membangkitkan.
Dengan
metode pembelajaran yang tepat diharapkan tumbuh
berbagai kegiatan belajar siswa, dengan kata lain terciptalah interaksi pembelajaran yang baik antara guru
dengan siswa. Dalam interaksi ini guru berperan
sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing.
Proses interaksi ini akan berjalan dengan
baik jika siswa lebih aktif dibandingkan dengan gurunya. Oleh karena itu metode mengajar yang baik adalah
metode yang dapat menumbuhkan kegiatan
belajar siswa dan sesuai dengan materi pembelajaran.
Dari uraian definisi metode mengajar,
dapat disimpulkan bahwa metode
mengajar adalah suatu cara mengajar siswa melakukan kegiatankegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan
atau ketrampilan lebih tinggi dari apa yang dipelajari. Metode latihan yang disebut juga dengan metode training yaitu merupakan
suatu cara kebiasaan tertentu. Juga sarana
untuk memelihara kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini juga dapat digunakan untuk ketangkasan,
ketepatan, kesempatan dan ketrampilan.
Pengertian metode drill menurut beberapa
pendapat memiliki arti sebagai
berikut:
a.
Roestiyah N.K, Suatu teknik yang dapat
diartikan sebagai suatu cara mengajar
siswa melakukan kegiatan latihan, siswa memiliki ketangkasan dan keterampilan lebih tinggi dari apa
yang dipelajari.
b.
Zuhairini, Suatu metode dalam pendidikan
dan pengajaran dengan jalan melatih
siswa terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan.
c.
Shalahuddin, Suatu kegiatan dalam
melakukan hal yang sama secara berulang-ulang
dan sungguh-sungguh dengan tujuan untuk menyempurnakan
suatu keterampilan supaya menjadi permanen.
d.
Dalam buku Nana Sudjana, metode drill
adalah satu kegiatan melakukan hal
yang sama, berulang-ulang secara sungguh-sungguh dengan tujuan untuk menyempurnakan suatu ketrampilan
agar menjadi permanen. Ciri yang
khas dari metode ini adalah kegiatan berupa pengulangan yang berkali-kali dari suatu hal yang sama.
e.
Dalam bukunya Winarno Surakhmad,
metode
drill disebut juga latihan yang
dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan dan keterampilan latihan terhadap apa yang dipelajari,
karena hanya dengan melakukannya secara
praktis suatu pengetahuan dapat disempurnakan dan disiap
Dari beberapa pendapat di atas, dapat
disimpulkan bahwa metode drill adalah
latihan dengan praktek yang dilakukan berulang kali secara kontinyu untuk mendapatkan keterampilan dan
ketangkasan praktis tentang pengetahuan
yang dipelajari. Dari segi pelaksanaannya siswa teriebih dahulu telah dibekali dengan pengetahuan secara
teori. Kemudian dengan tetap dibimbing
oleh guru, siswa diminta mempraktikkannya sehingga menjadi mahir dan terampil.
1)
Macam-macam Metode Drill
Bentuk-bentuk Metode drill dapat
direalisasikan dalam berbagai bentuk teknik,
yaitu sebagai berikut:
a.
Teknik kerja kelompok
Teknik ini dilakukan dengan cara
mengajar sekelompok siswa untuk bekerja
sama dalam memecahakan masalah dengan cara mengerjakan tugas yang diberikan.
b.
Teknik Micro Teaching
Digunakan
untuk mempersiapkan diri siswa sebagai calon guru untuk menghadapi pekerjaan mengajar di depan
kelas dengan memperoleh nilai pengetahuan,
kecakapan dan sikap sebagai guru.
c.
Teknik Modul Belajar
Digunakan
dengan cara mengajar siswa melalui paket belajar.
d.
Teknik Belajar Mandiri
Dilakukan
dengan cara meminta siswa agar belajar sendiri dan tetap dalam bimbingan guru, baik dalam kelas
maupun di luar kelas. Ternyata
metode drill terdapat beberapa teknik yang bisa dipakai untuk menggunakannya. Karena semua
metode bagus untuk pembelajaran tetapi
semua itu tidak lepas dari pemilihan materi yang cocok dengan teknik metode
tersebut. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan menggunakan metode drill teknik belajar mandiri.
Siswa membaca secara berulang-ulang
2) Keuntungan
dan kekurangan pendekatan pembelajaran drill:
Keuntungan
pembelajaran drill
a.
Latihan
yang diberikan secara teratur,tidak loncat-loncat akan lebih melekat pada diri
anak dan benar-benar menjadi miliknya.
b.
Siswa
dapat menggunakan daya fikirnya dengan baik, dengan pelajaran yang lebih baik
maka siswa lebih teliti.
c.
Adanya
pengawasan,bimbingan dan koreksi yang segera diberikan oleh guru memungkinkan
guru untuk segera melakukan perbaikan atas kesalahan – kesalahanya.Dengan
demikian akan menghemat waktu belajarnya.
d.
Pengetahuan
atau keterampilan siap yang telah terbentuk sewaktu-waktu dapat dipergunakan
dalam keperluan sehari-hari,baik untuk keperluan studi,maupun untuk bekal hidup
di masyarakat kelak.
e.
Guru
lebih mudah mengontrol dan dapat memebedahkan mana siswa yang disiplin dan yang
tidak.
Kekurangan
pembelajaran drill:
a.
Didalam
menghadapi masalah siswa menyelesaikan secara statis dan tidak berpikir kritis.
b.
Latihanyang
terlampau berak akan menimbulkan perasaan benci,baik kepada mata pelajaran
maupun kepada gurunya.
c.
Latihan
yang telah dilakukan dengan pengawasan yang ketat dan dalam suasan yang serius
mudah sekali menimbulkan kebosanan dan kejengkelan.Akhirnya enggan berlatih dan
malas atau mogok berlatih ( Sriyono,1991)
Bgaimana
latihan diberikan dengan menggunakan pembelajaran drill agar dapat memanfaatkan
keuntungan dan minimal kekuranganya yaitu:
a.
Materi
pelajaran yang diberikan harus berarti, menarik dan dihayati siswa sebagai kebutuhanya
b.
Guru
hendaklah selallu membuat bermacam-macam latihan agar siswa tidak jenu atau
bosan ,dan selallu memberikan bimbingan kepada siswa sehingga mengakibatkan
aktivitas siswa terfokus pada pembelajaran yang akan meningkatkan motivasi
siswa untuk belajar lebih giat
c.
Guru
janganlah melangkah ke pelajaran berikutnya sebelum pelajaran terdahulu terkuasai
materinya dengan benar.
d.
Tugas/latihan
yang diberikan secara perorangan akan lebih baik dari pada latihan/tugas
bersama,sebab dengan perorangan guru dapat mengetahui kemajuan,memudahkan
mengontrol dan mengoreksi. Selain itu siswa diharapkan mengambil inisiatif
dalam proses pembelajaran,mereka juga dilatih bagaimana memecahkan
masalah,membuat keputusan dan memperoleh keterampilan.
e.
Pembelajaran
drill hendaklah harus diselelenggarakan dalam suasana menyenangkan.Jangan
diberikan dalam suasana penuh ketegangan dan ketakutan.Metode drill dapat
menciptakan iklim pembelajaran ang menyenagkan,karena dapat memacu keinginan
siswa untuk mengetahui lebih dalam tentang materi pelajaran,utamanya pelajaran
IPA Biologi.
3. Hasil
Belajar
Belajar merupakan proses internal
yang komplek.yang terlibat proses
internal yang kompleks.Yang terlibat dalam proses internal tersebut
adalah seluruh mental yang meliputi rana kognitif,afektif,psikomotorik. Dari segi guru proses belajar tersebut dapat di amati
secara tidak lansung. Artinya proses belajar yang merupakan
proses internal siswa tidak dapat di amati akan tetapi dapat di pahami oleh
guru.Proses belajar tersebut tampak melalui prilaku siswa memplajari bahan
belajar.Prilaku belajar tersebut merupaka respon siswa terhadap tindakan
mengajar atau tindakan pemblajaran dari guru.Prilaku belajar tersebut ada
hubungan dengan desain instruksional guru,karena di dalam desain
instruksional,guru membuat tujuan insruksional khusus.
Menurut Sudjana(1990) hasil belajar
adalah kemampuan yang di miliki siswa setelah Ia mengalami pengalami pengalaman
belajarnya.
Menurut Djamah(2000),hasil belajar
adalah prestasi dari suatu kegiatanyang telah di kerjakan,di ciptakan baik
secara individu maupun kelompok.Hasil tidak perna di hasilkan selam orang yang
tidak melakukan sesuatu untuk menghasilkan sebuah hasil belajar di butuksn
perjuangan dan prngorbanan yang sangat besar. Hanya dengan keuletan
sungguh-sungguh,kemauan yang tinggi dan rasa optimisme dirilah yang mampu untuk
mencapainya.
Sementara Arikunto(1990) mengatakan
hasil belajar akhir setelah mengalami proses belajar,prubahan itu tampak dalam
prubahan yang tampak dalam prubahan yang dapat di amati dn di ukur.
Dari pengertian di atas dapat di
simpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu kemampuan atau keterampilan yang di
miliki oleh siswa setelah siswa tersebut mengalami aktivitas belajar.
Hasil belajar yang di capai silam
diri siswa di pengaruhi oleh 2 faktor utama yaitu:
1.
Faktor dari dalam diri siswa,meliputi
kemampuan dimilikinya,motivasi belajar,minat dan perhatian,sikap dan
kebiasaan belajar,ketekunan,sosial
ekonomi ,fisik dan psikis.
2.
Faktor yang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan,terutama kualitas pengajaran.
Hasil belajar yang di capai siswa
menurut Sudjana(1990),melalui proses
belajar mengajar yang optimal di tunjukan dengan ciri-ciri sbb
a.
Kepuasan dan kebanggaan yang dapat
menumbukan motivasi belajar intrinsik
pada diri siswa.Siswa tidak mengeluh dengan prestasi yang rendah dania akan
berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau setidaknya
mempertahankan apa yang telah di capai.
b.
Menambah keyakinan dan kemampuan
dirinya,artinya ia tahu kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang tidak kalah dari orang
lain apa bila ia berusaha sebagaimana mestinya.
c.
Hasil belajar yang di capai bermakna
bagi dirinya,seperti akan tahan lama di ingat,membentuk prilaku,bermanfaat
untuk memplajari aspek lain,kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan
mengembangkan kreativitasnya.
d.
Hasil belajar yang di proleh secara
menyeluruh(komprehensif),yakni mencakup
rana kongnitif,pengetahuan atau wawasan ,rana afektif (sikap) dan rana psikomotorik,
keterampilan atau prilaku.
e.
kemampuan siswa untuk mengontrol atau
menilai dan mengendalika diri terutama dalam menilai hasil yang di capainya
maupun menilai dan
mengendalikan proses dan usaha belajarnya.
Berdasarkan atas uraian di atas
maka maka dapat di simpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang di
miliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.Hasil belajar mempunyai
pranaan penting dalam proses
pembelajaran.Proses penilaian terhadap
hasil belajar dapat memberikan
informasi kepada guru tentang kemajuan
siswa dalam mencapai tujuan-tujuan blajarnya melalui kegiatan blajar.selanjutnya dari infarmasi tersebut
guru dapat meyusun dan membina kegiatan–kegiatan siswa lebih lanjut,baik
untuk keseluruhan kelas maupun individu.
4. Hakikat
Biologi
A. Pengertian Biologi
Biologi
atau ilmu hayat adalah ilmu yang mempelajari aspek fisik kehidupan. Istilah
"biologi" dipinjam dari bahasa Belanda, biologie, yang juga
diturunkan dari gabungan kata bahasa Yunani, βίος, bios ("hidup") dan
λόγος,logos ("lambang", "ilmu"). Istilah "ilmu
hayat" dipinjam dari bahasa Arab, juga berarti "ilmu kehidupan".
Jadi, biologi adalah ilmu yang mempelajari sesuau yang hidup beserta
masalah-masalah yang menyangkut kehidupan. Pada masa kini, biologi mencakup
bidang akademik yang sangat luas, bersentuhan dengan bidang-bidang sains yang
lain, dan sering kali dipandang sebagai ilmu yang mandiri. Namun, pencabangan
biologi selalu mengikuti tiga dimensi yang saling tegak lurus: keanekaragaman
(berdasarkan kelompok organisme), organisasi kehidupan (taraf kajian dari
sistem kehidupan), dan interaksi (hubungan antarunit kehidupan serta antara
unit kehidupan dengan lingkungannya.
Objek
kajian biologi sangat luas dan mencakup semua makhluk hidup. Karenanya dikenal
berbagai cabang ilmu biologi yang mengkhususkan diri pada kajian tertentu yang
lebih spesifik, di antaranya anatomi, anastesi, zoologi, botani, bakteriologi, parasitologi,
ekologi, genetika, embriologi, entomologi, evolusi, fisiologi, histologi,
mikologi, mikrobiologi, morfologi, paleontologi, patologi, dan lain sebagainya.
B. Biologi Dalam perspektif Ilmu
Pada
dasarnya cabang-cabang ilmu berkembang dari dua cara utama yakni filsafat alam
yang kemudian menjadi rumpun ilmu-ilmu alam (the natural sciences) dan filsafat
moral yang kemudian berkembang menjadi ilmu-ilmu social (the social sciences).
Ilmu-ilmu alam membagi diri kepada kedua kelompok lagi yaitu ilmu alam (the
physical sciences) dan ilmu hayat (the biological sciences). Ilmu alam
bertujuan mempelajari zat yang membentuk alam semesta yang terbagi lagi menjadi
fisika (mempelajari massa dan energy), kimia (mempelajari substansi zat),
astronomi (mempelajari benda-benda langit), dan ilmu bumi.
Aristoletes
(384-322 SM) adalah seorang ilmuwan dan filosof Yunani yang dipercayai sebagai
perintis ilmu biologi. Ia telah mempelajari tentang 500 jenis hewan dengan
sistem klasifikasinya, hal ini memberi pengaruh yang besar pada pemikiran dalam
perkembangan ilmu-ilmu biologi (Salam, 1997). Aristoteles melakukan penelitian
sejarah alam di pulau Lesbos. Hasil penelitiannya, termasuk Sejarah Hewan,
Generasi Hewan, dan Bagian Hewan, berisi beberapa observasi dan interpretasi,
dan juga terdapat mitos dan kesalahan. Bagian yang penting adalah mengenai
kehidupan laut. Ia memisahkan mamalia laut dari ikan, dan mengetahui bahwa hiu
dan pari adalah bagian dari grup yang ia sebut Selachē (selachians).
Ilmu
biologi banyak berkembang pada abad ke-19, dengan ilmuwan menemukan bahwa
organisme memiliki karakteristik pokok. Biologi kini merupakan subyek pelajaran
sekolah dan universitas di seluruh dunia, dengan lebih dari jutaan makalah
dibuat setiap tahun dalam susunan luas jurnal biologi dan kedokteran. Hal ini
juga mendukung perkembangan ilmu pendidikan biologi, yaitu ilmu pengetahuan
yang mempelajari tentang bagaimana hubungan pendidikan dengan biologi,
bagaimana cara mempelajari dan mengajarkan biologi dengan baik dan benar, baik
pada instusi pendidikan formal maupun non formal.
Biologi
menduduki posisi sangat strategis dan mempunyai kedudukan unik dalam struktur
keilmuan. Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan alam atau natural science,
biologi mempunyai kesamaan dengan cabang atau disiplin lainnya dalam sains,
yaitu mempelajari gejala alam, dan merupakan sekumpulan konsep-prinsip- teori
(produk sains), cara kerja atau metode ilmiah (proses sains), dan di dalamnya
terkandung sejumlah nilai dan sikap. Sebagai bagian dari ilmu-ilmu yang
mempelajari manusia, biologi berbeda dari sosiologi atau psikologi. Biologi
mempelajari struktur-fisiologi dan genetika manusia. Sosiologi mempelajari
aspek hubungan sosial antar manusia, sedangkan psikologi aspek perilaku dan
kejiwaan manusia.
C. Karasteristik Biologi Sebagai Ilmu
Ilmu pengetahuan berkembang karena hakikat manusia yang
serba ingin tahu. Mengembangkan ilmu pengetahuan tidak harus berawal dari nol,
melainkan bisa dari hasil penelitian orang lain asal sesuai dengan
karakteristik sains itu sendiri. Biologi yang memiliki karakteristik yang sama
dengan ilmu sains lainnya. Adapun karakteristik biologi sebagai ilmu yaitu:
Obyek kajian berupa benda konkret dan dapat ditangkap indera
dikembangkan berdasarkan pengalaman empiris (pengalaman nyata)
Memiliki langkah-langkah sistematis
yang bersifat baku
Menggunakan cara berfikir logis,
yang bersifat deduktif artinya berfikir dengan menarik kesimpulan dari hal-hal
yang khusus menjadi ketentuan yang berlaku umum. Bersifat deduktif artinya
berfikir dengan menarik kesimpulan dari hal-hal yang umum menjadi ketentuan
khusus.
Hasilnya bersifat obyektif atau apa
adanya, terhindar dari kepentingan pelaku (subyektif) Hasil berupa hukum-hukum
yang berlaku umum, dimanapun diberlakukan.
Komponen biologi sebagai ilmu
Biologi merupakan cabang sains yang
mempelajari berbagai permasalahan makhluk hidup, dan untuk mempelajari melalui
proses dan sikap ilmiah ini sebagai konsekuensi biologi. Dengan menggunakan
proses dan sikap ilmiah akan memperoleh produk ilmiah. Dalam mempelajari sains
terdiri dari 3 komponen yaitu :
a. Sikap ilmiah
Merupakan sikap yang harus dimiliki
untuk berlaku obyektif dan jujur saat mengumpulkan dan menganalisa data.
b. Proses ilmiah
Merupakan
perangkat ketrampilan kompleks yang digunakan dalam melakukan kerja ilmiah.
Proses ilmiah dapat dilakukan dengan pendekatan ketrampilan proses dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Ketrampilan proses sains
dasar, meliputi:
a. Mengobservasi, Mencari gambaran atau
informasi tentang objek penelitian melalui indera. Dalam biologi hasil
observasi seringkali dibuat dalam bentuk gambar (misal gambar dunia dll), bagan
(missal bagan siklus hidup kupu-kupu), tabel (misal tabel pertumbuhan penduduk
suatu wilayah), grafik (misal grafik hubungan antara tabel pertumbuhan
kecambah), dan tulisan.
b. Menggolongkan, Untuk mempermudah
dalam mengidentifikasi suatu permasalahan
c. Menafsirkan, Memberikan arti sesuatu
fenomena/kejadian berdasarkan atas kejadian lainnya.
d. Mempraktikkan/meramalkan,
Memperkirakan kejadian berdasarkan kejadian sebelumnya serta hukum-hukum yang
berlaku. Prakiraan dibedakan menjadi dua macam yaitu prakiraan intrapolasi
yaitu prakiraan berdasarkan pada data yang telah terjadi; kedua prakiraan
ekstrapolasi yaitu prakiraan berdasarkan logika di luar data yang terjadi.
e. Mengajukan pertanyaan, Berupa
pertanyaan bagaimana, karena pertanyaan ini menuntut jawaban yang diperoleh
dengan proses.
2) Ketrampilan proses sains
terpadu, yang terdiri dari:
1. Mengidentifikasi variable
2. Menyusun tabel data
3. Menyusun grafik
4. Mendeskripsikan hubungan antar
variabel
5. Perolehan data dan pemrosesan data
6. Menganalisia penyelidikan
7. Merumuskan hipotesis
8. Mendefinisikan variabel secara
operasional
9. Melakukan eksperimen
3)
Langkah sistematis dalam proses ilmiah/metode ilmiah meliputi:
Merumuskan
masalah
Ada tiga cara dalam merumuskan permasalahan yaitu:
1.
Apakah
variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat objek eksperimen?
2. Bagaimana pengeruh variabel bebas
terhadap variabel terikat objek eksperimen?
3. Apakah ada hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikat objek eksperimen?
Menyusun
kerangka berfikir
Kerangka berfikir dicari melalui kepustakaan atau fakta
empiris.
Merumuskan
hipotesis
Hipotesis merupakan suatu dugaan
yang merupakan jawaban sementara terhadap masalah sebelum dibuktikan. Ada 2
macam hipotesis dalam eksperimen yaitu:
1.
Hipotesis
nol (H0) : tidak ada
pengnaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat
2. Hipotesis alternatif (H1) : ada
pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat
Melakukan
eksperimen
Untuk
mendukung atau menyangkal hipotesa itu perlu dibuktikan melalui eksperimen.
Dalam melakukan eksperimen melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Taraf perlakuan
b. Pengendalian faktor lain
c. Ulangan
d. Pengukuran
Analisis
data
Analisa data dapat menggunakan
statistik atau secara deskriptif.
Menarik
kesimpulan
Ada dua
kemungkinan dalam kesimpulan yaitu hipotesis diterima (dugaan sementara sesuai
dengan eksperimen) atau ditolak (dugaan sementara tidak sesuai dengan
eksperimen).
Publikasi
Hasil
penelitian di publikasikan ke kalayak melalui jurnal penelitian, seminar atau
lewat internet
D. Didirikannya Biologi Modern
Istilah biologi dalam pengertian modern kelihatannya
diperkenalkan secara terpisah oleh Gottfried Reinhold Treviranus (Biologie oder
Philosophie der lebenden Natur, 1802) dan Jean-Baptiste Lamarck (Hydrogéologie,
1802). Namun, istilah biologi sebenarnya telah dipakai pada 1800 oleh Karl
Friedrich Burdach. Bahkan, sebelumnya, istilah itu juga telah muncul dalam
judul buku Michael Christoph Hanov jilid ke-3 yang terbit pada 1766, yaitu
Philosophiae Naturalis Sive Physicae Dogmaticae: Geologia, Biologia, Phytologia
Generais et Dendrologia
Oleh karena itu kemajuan biologi yang demikian pesatnya
harus diimbangi dengan iman dan takwa, sehingga pemanfaatan lebih optimal dan
meminimalkan dampak negatif yang ada.
B. KERANGKA
PIKIR
Timbulnya
berbagai presepsi mengenai rendahnya atau kurangnya aktivitas dan hasil belajar
siswa dapat dipengaruhi oleh beberpa faktor,salah satunya adalah metode
pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar kurang mampu
mermotivasi siswa dalam aktivitas belajar.
Oleh
karena itu dalam pembelajaran IPA Biologi di sekolah guru hendaknya memilih
model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
dalam belajar,maka model pembelajaran drill merupakan salah satu model
pembelajaran yang cocok digunakan,sebab dalam pembelajaran ini siswa didorong
lebih aktif serta dapat meningkatkan
hasil belajar mereka.
PBM
|
SISTEM GERAK PADA MANUSIA
|
PENDEKATAN PEMBELAJARAN DRILL
|
SIKLUS 2
|
SIKLUS 1
|
REFLEKSI
|
AKTIVITAS
DAN HASIL BELAJAR
|
ANALISIS
|
TEMUAN
|
REKOMENDASI
|
Gambar
1 Kerangka Pikir
C. HIPOTESIS
Berdasarkan
tinjauan pustaka dan kerangka pikir yang telah dikemukakan di atas,maka
hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah ‘ Melalui pendekatan pembelajaran drill dapat meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar siswa kelas VIII A1 SMP Frater Makassar .
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1.
Jenis
Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang
bertujuan untuk mengungkapkan hasil
penelitian sesuai fakta dan data yang diperoleh dilapangan.Penelitian ini
dilakukan berkolaborasi dengan guru Biologi SMP Frater Makassar dalam hal ini
adalah untuk mendapat informasi tentang ‘’Peningkatan aktivitas dan hasil
belajar siswa kelas VIII A2 SMP Frater Makassar melalui pendekatan pembelajaran
drill’’
2.
Tempat
dan waktu penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada siswa kelas VIII A2
SMP Frater Makassar pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 yang
berlangsung selama 2 bulan,mulai tanggal 01 Juli sampai pada tanggal 01
September 2013.Siswa yang terlibat adalah semua siswa kelas VIII A2 SMP Frater
Makassar.
B. Faktor Yang Diselidiki
Untuk menjawab permasalah yang telah diuraikan di
atas,maka ada tiga faktor yang akan diselidiki,yaitu:
1)
Faktor siswa,yaitu untuk melihat aktivitas siswa dalam menyelesikan tugas yang
diberikan oleh guru,baik tugas individu maupun tugas
kelompok
serta ketuntasan nilai yang di capai dalam mata pelajaran biologi.
2)
Faktor sumber pelajaran,yaitu untuk melihat apakah sumber atau bahan pelajaran
yang digunakan sesuai dengan tujuan yang hendak diberikan,apakah sesuai dengan tingkat kemampuan siswa serta sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai
3)
Faktor guru,yaitu dengan melihat bagaimana metode pelajaran dipersiapkan dan metode
serta strategi yang digunakan dalam melaksanakan proses belajar mengajar di
kelas.
C. Prosedur
Penelitian
Penelitian
ini dirancang 2 siklus,setiap siklus terdiri atas 4 tahap,yaitu
perencanaan,pelaksanaan,pengamatan/obsevasi,dan refleksi
Siklus 1
Refleksi Awal
|
Perencanaan Tindakan 1
|
Refleksi
|
Pengamatan
|
Pelaksanaan Tindakan 1
|
Siklus
2
Perencanaan Tindakan 2
|
Pelaksanaan Tindakan 2
|
Pengamatan
|
Refleksi
|
SIKLUS
1
A. Perencanaan
Tindakan
Adapun
langkah-langkah persiapan sebelum melaksanakan tindakan penelitian adalah:
1)
Menelaah
kurikulum dan mempelajari dengan cermat untuk menentukan tindakan yang perlu
dilakukan.
2)
Berdiskusi
dengan guru.
3) Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran
4) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung.
5) Membuat lembar observasi untuk mengumpulkan data
kehadiran siswa,data kegiatan selama proses belajar mengajar dan data kemajuan
kegiatan dalam pembelajaran.
6) Menyusun alat evaluasi untuk mengetahui kemajuan siswa
dalam menyelesaikan tugas-tugas
pembelajaran berdasarkan materi yang diberikan baik individu maupun
kelompok.
B. Pelaksanaan
Tindakan
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam 2 siklus (siklus
1 dan siklus 2),tiap tahap dilaksanakan sesuai perubahan yang ingin
dicapai.Secara rinci prosedur perenccanaan dapat dijabarakan sebagai berikut:
1.
Siklus
1,tahap ini dilaksanakan dalam 4 kali tatap muka 4x4 atau 16 jam@40
menit,adapun pelaksanaan siklus 1 sebagai berikut:
a.
Implementasi
dan Observasi
Dalam
implementasi dan observasi siklus 1 ini kegiatan yang dilakukan antara lain:
1.
Melaksanakan
scenario pembelajaran
2.
Menyampaikan
strategi pembelajaran yang akan diterapkan dan menyampaikan tujuan dari
strategi pelajaran tersebut.
3.
Melakukan
observasi dengan mengamati dan mencatat segalah yang terjadi selama pelajaran
berlangsung di kelas antara lain: motivasi siswa,keterampilan dan sikap saat
pelajaran berlangsung. Data dari hasil pengamatan kemudian diisifocus observase
dalam bentuk chek list.
b.
Analisis
dan Evaluasi
Kegiatan
pembelajaran adalah mempunyai suatu tujuan yang telah dirumuskan pada rumusan
kemampuan dan prilaku. Rumusan yang diharapkan hendaknya telah dimiliki pada
siswa setelah akhir proses pembelajaran,maka untuk mengetahui kemampuan
intelektual pada masing-masing siswa disini perlu adanya evaluasi,sedangkan
untuk mengevaluasi diperlukan adanya alat evaluasi dan alat evaluai itu adalah
melakukan dengan tanya jawab dan pemberian tugas. Dari strategi pembelajaran
ini diharapkan dapat mengukur tingkat kemampuan,tingkat motivasi dan
keterampilan pada masing-masing siswa.
C. Observasi/Pengamatan
Observasi/pengamatan dilakukan saat siklus pelaksanaan
berlangsung.Aspek yang diamatai pada pertemuan 1,sama dengan aspek yang diamati
pada pertemuan ke 2 yaitu:
1.
Jalanya
pendekatan drill oleh guru yang bersangkutan.
2.
Aktivitas
dan hasil belajar siswa selama pelajaran berlangsung.
D. Tahap
Refleksi
Hasil
observasi dan evaluasi dikumpulkan dan dianalisis pada tahap ini. Dari hasil
yang diperoleh, peneliti dapat melakukan refleksi apakah kegiatan yang
dilakukan sudah dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa.
Dari
hasil refleksi siklus I ini dijadikan acuan untuk perencanaan siklus II, jika
sudah baik dapat dipertahankan.
SIKLUS 2
A.
Perencanaan
Tindakan
Siklus II,siklus ini dilaksanakan dalam 4 kali tatap muka
dengan waktu 4x4 atau 16 menit @40 menit.
Pada tahap ini pelaksanaan dilakukan berdasarkan hasil
dari tahap 1 yaitu perbaikan dari
kekurangan atau kendala-kendala yang dihadapi.
B.
Tahap
Observasi dan Evaluasi
Pada
prinsipnya observasi dan evaluasi yang dilaksanakan pada siklus II sama dengan observasi
dan evaluasi pada siklus I.
C.
Tahap
Refleksi
Dari hasil yang diperoleh, peneliti dapat
menyimpulkan atas pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran
kooperatif tipe drill
yang dilakukan selama 2 siklus.
D. Instrumen
Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
a. Teknik
Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi yaitu melakukan pengumpulan data dan pengamatan
langsung pada objek penelitian. Data yang diteliti antara lain:
kehadiran,sikap,dan pengetahuan siswa
Observasi yang dilakukan adalah observasi yang terstruktur
yaitu’’observasi yang dirancang secara sistematis tentang apa yang akan
diamati,kapan dan dimana tempatnya “(sugiyono,2004) hal ini dilakukan karena
peneliti telah mengetahui secara pasti tentang variabel penelitian yang akan
diamati.
2. Dokumentasi
Dalam melakukan teknik pengumpulan data melalui
dokumentasi penulis menggunakan pedoman dengan cara mengambil data-data atau
informasi-informasi yang erat kaitanya dengan permasalahan yang sedang di
teliti yaitu menyangkut peningkatan aktivitas dan belajar siswa pada dalam
pembelajaran IPA Biologi kelas VIII A1 SMP Frater Makassar.
E. Teknik
Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan
analisis kulitatif dan kuantitatif.Analisis kualitatif dilakukan dengan
merangkum data
pengamatan
selama berlangsungnya penelitian berdasarkan klasifikasi pengamatan yang telah
direkam.
Analisis kuantitatif mencangkup perubahan sikap dan
prilaku belajar siswa,skor rata-rata presentasi belajar siswa.Siswa yang
memperoleh atau menguasai materi pelajaran 70% ke atas atau memperoleh skor
70,0 dari hasil belajarnya maka siswa tersebut dianggap kompoten.Sedangkan
perolehan hasil di bawah 70,0 dianggap belum kompoten. Siswa dianggap kompoten
apabila skor rata-rata hasil belajar siswa mencapai 75,0 ke atas atau dengan
kata lain penguasaan materi siswa secara perorangan mencapai 75% ke atas.
Selain itu,nilai tersebut dikategorikan dengan
menggunakan kategorisasi sekala lima berdasarkan teknik kategori
standar,sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Nurkancara (1986) yang
dinyatakan pada tabel brikut:
No
|
Nilai
|
Kategori
|
1
|
0-34
|
Sangat Rendah
|
2
|
35-54
|
Rendah
|
3
|
54-55
|
Sedang
|
4
|
65-84
|
Tinggi
|
5
|
85-100
|
Sangat Tinggi
|
Gambar 2 Tabel Kategori Standar Skala Lima
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat. 2001. Strategi Pembelajaran.
Universitas Santa Darma Yogyakarta. Yogyakarta
Supardin.2006.Strategi
Belajar Mengajar CBSA.Bumi Askara,Jakarta
Sriyono.1991. Teknik
Belajar Mengajar Dalam CBSA. Jakarta Rineke Cipta
Sardiman, A,M. 2004. Motivasi
Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada Jakarta
http://massholeh.webs.com/ptk_fatimah/ptk-fatimah-bab2.htm
diakses jam 16.40 tanggal 19 mei 2013
http://retnilgaol.blogspot.com/2012/08/hakekat-biologi-dan-pendidikan- biologi.html diakses jam 20.00 tanggal 19
mei 2013
http://digilib.sunan-ampel.ac.id/files/disk1/196/jiptiain--akhmadrija-9768-5- babii.pdf. Diakses hari senin 20 mei
2013 jam 18.00
Langganan:
Postingan (Atom)