Selasa, 09 Juli 2013

’Peningkatan aktivitas dan hasil belajar biologi siswa dengan menggunakan metode drill



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Selama pendidikan masih ada, maka selama itu pula masalah-masalah tentang pendidikan  akan selallu muncul dan orang pun tak akan henti-hentinya untuk terus membicarakan dan memperdebatkan tentang keberadaanya,mulai dari hal-hal yang fundamental-filsafiah sampai dengan hal-hal yang sifatnya teknis-oprasional. Sebagian besar pembicaraan tentang pendidikan terutama tertuju pada bagaimana upaya untuk menemukan cara yang terbaik guna mencapai pendidikan yang bermutu dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang handal,baik dalam bidang akademis,sosio-personal,maupun vokasional.
Langkah awal yang perlu diperhatikan untuk dapat menghasilkan siswa yang berkualitas tinggi adalah bagaimana siswa dapat menyukai materi yang akan dibawakan oleh guru. Sebaik apapun pendekatan atau metode pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru dalam membawakan materi pembelajaranya akan kurang bermakana dan akan banyak menemukan hambatan bila siswa tidak menyenangi materi yang akan disampaikan.
Peran guru sebagai fasilitator dan motivator yang mampu mengarahkan dan membimbing siswa dalam pembelajaran.Dalam melaksanakan peranannya,guru harus kreatif dan inovatif serta menerapkan pembelajaran aktif dalam meningkatkan keberhasilan pendidikan (Hidayat,2011). Guru berhak memiliki metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disampaikan,tujuan pembelajaran,waktu yang tersedia,jumlah siswa dan kondisi siswa dalam pembelajaran serta hal-hal yang berkaitan dengan keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran (suryabrata,1994).Misalnya saja nilai rata-rata,dalam hal ini nilai rata-rata untuk mata pelajaran biologi kelas VIII adalah 75,0
Untuk mengetahui kekurangan-kekurangan metode maupun strategi yang digunakan, seorang guru dianjurkan untuk melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) bersama guru lain atau peneliti dengan melihat aspek interaksi siswa dalam proses pembelajaran. Sehingga diharapkan dengan PTK guru secara replektif dalam menganalisis mensintesis terhadap apa yang telah dilakukan di kelas,yang berarti guru dapat memperbaiki pembelajaran sehingga lebih efektif (Supardin,2006).
Keberhasilan suatu pendidikan berkaitan dengan masalah untuk mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran di sekolah. Proses pembelajaran akan efektif apabila siswa berpartisipasi didalamnya. Siswa melakukan sebagian besar kegiatan pembelajaran. Siswa menggunakan otak mempelajari berbagai masalah dan mencari solusinya (Hidayat,2006). Salah satu cara untuk membuat siswa belajar aktif adalah dengan membuat mereka bertanya dan berani menemukan pendapatnya.Cara ini mampu mengubah siswa untuk mencapai kunci  belajar yaitu bertanya (Zaini,dkk,2004). Dari segi pelaksanaanya siswa terlebih dahulu telah dibekali dengan pengetahuan secara teori.serta tetap dibimbing oleh guru.
Adapun objek penelitian yang diambil oleh peneliti adalah siswa kelas VIII A2  SMP Frater Makassar, sebagai sebuah sekolah yang berkembang dilihat dari siswa yang banyak ditambah dengan sarana dan prasarana yang lengkap,namun kesadaranya dalam hal belajar masih kurang.
Berdasarkan uraian diatas,maka penulis tertarik melakukan penelitian dengn judul ‘’Peningkatan  aktivitas dan hasil belajar biologi siswa dengan menggunakan metode drill pada siswa kelas VII A2 SMP Frater Makassar. Tahun ajaran 2013-2014’’





B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas,maka yang menjadi rumusan masalah ‘’Apakah melalui pendekatan pembelajaran drill dapat meningkatkan aktivitas  dan hasil belajar biologi siswa kelas VIII A2 SMP Frater Makassar?’’

C.    Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui aktivitas dan hasil belajar biologi konsep sistem gerak pada manusia pada siswa kelas VIII A2 SMP Frater Makassar,melalui pendekatan  pembelajaran tipe drill.

D.    Manfaat Penelitian
1.        Bagi Guru
Sebagai masukan dalam usaha meningkatkan aktivitas dan hasil belajar biologi siswa serta mendapatkan cara penyajian pembelajaran biologi khususnya dan mata pelajaran lain,sehingga masalah yang dihadapi siswa dan guru yang menyangkut materi pembelajaran dan pengelolahan kelas dapat diminimalkan.
2.        Bagi Siswa
Siswa dapat termotivasi  dalam belajar dan memahmi Biologi serta peningkatan keaktifan siswa sesuai dengan pengembangan berfikirnya.
3.        Bagi Sekolah
Bermanfaat dalam upaya membangun mutu dan hasil pembelajaran yang indikasinya adalah semakin besarnya motivasi belajar siswa.
4.        Bagi Peneliti
Diharapkan dapat menjadi bekal pengetahuan tentang pendekatan pembelajaran  drill serta sebagai bahan pertimbangan dan referensi bagi peneliti selenjutnya






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR


A.  Kajian Teori
1.      Aktivitas Belajar Siswa
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses belajar itu dilakukan oleh peserta didik. Pertanyaannya sekarang adalah, apakah belajar itu?
Dari pertanyaan sederhana tersebut tentu akan kita dapatkan beragam jawaban dengan berbagai argumen yang tidak bisa dibilang sederhana. Hal itu wajar mengingat perbuatan yang disebut belajar itu dalam kenyataannya memang ada bermacam-macam bentuk dan jenisnya. Ada yang berpendapat bahwa belajar merupakan kegiatan menghafal fakta-fakta. Guru yang berpendapat demikian akan merasa puas jika murid-muridnya telah sanggup menghafal sejumlah fakta di luar kepala. Pendapat lain mengatakan bahwa belajar adalah sama dengan latihan, sehingga hasil belajar akan nampak dalam keterampilan-keterampilan tertentu yang bersifat mekanis atau otomatis. Alhasil, banyak definisi tentang apa itu belajar, dan setiap orang mempunyai pandangan yang berbeda satu sama lain.
Menurut James O. Whittaker (dalam Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 1991), belajar dapat didefinisikan sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman (”Learning may be difined as the process by which behavior originates or is altered through training or experience”).
Hampir senada dengan pendapat di atas, Howard L. Kingsley (dalam Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 1991) menyatakan sebagai berikut: “Learning is the process by which behavior (in the broader sense) is originated or changed through practice or training” {Belajar adalah proses di mana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan}.
Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Nana Syaodih Sukmadinata (2005) menyebutkan bahwa sebagian terbesar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar.
Menurut Winarno Surakhmad (1980), belajar dapat dipandang sebagai hasil, sebagai proses dan sebagai sebuah fungsi. Belajar dipandang sebagai hasil bilamana guru terutama hanya melihat bentuk terakhir dari berbagai pengalaman interaksi edukatif. Yang diperhatikan adalah menampaknya sifat dan tanda-tanda tingkah laku yang dipelajari. Adapun belajar dipandang sebagai proses dimaksudkan adalah sebagai proses di mana guru terutama melihat apa yang terjadi selama murid menjalani pengalaman-pengalaman edukatif untuk mencapai sesuatu tujuan. Yang diperhatikan adalah pola-pola tingkah laku selama pengalaman belajar itu berlangsung. Selanjutnya, belajar dipandang sebagai fungsi dimaksudkan adalah bilamana perhatian ditujukan pada aspek-aspek yang menentukan atau yang memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku manusia di dalam pengalaman edukatif.
Sementara itu menurut Moh. Surya (1997) : “belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.
Jadi, kata kunci dari belajar menurut pendapat tersebut adalah perubahan perilaku. Lebih lanjut Moh Surya (1997) mengemukakan ciri-ciri dari perubahan perilaku yang diperoleh dari belajar, sebagai berikut:
1.        Perubahan yang disadari dan disengaja (intensional).
Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja dari individu yang bersangkutan. Begitu juga dengan hasil-hasilnya, individu yang bersangkutan menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan, misalnya pengetahuannya semakin bertambah atau keterampilannya semakin meningkat, dibandingkan sebelum dia mengikuti suatu proses belajar.
2.        Perubahan yang berkesinambungan (kontinyu).
Bertambahnya pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki pada dasarnya merupakan kelanjutan dari pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh sebelumnya. Begitu juga, pengetahuan, sikap dan keterampilan yang telah diperoleh itu akan menjadi dasar bagi pengembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan berikutnya.
3.        Perubahan yang fungsional.
Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan hidup individu yang bersangkutan, baik untuk kepentingan masa sekarang maupun masa mendatang.
4.        Perubahan yang bersifat positif.
Perubahan perilaku yang terjadi bersifat normatif dan menujukkan ke arah kemajuan. Misalnya, seorang mahasiswa sebelum belajar tentang Psikologi Pendidikan menganggap bahwa dalam proses belajar mengajar tidak perlu mempertimbangkan perbedaan-perbedaan individual atau perkembangan perilaku dan pribadi peserta didiknya, namun setelah mengikuti pembelajaran Psikologi Pendidikan, dia memahami dan berkeinginan untuk menerapkan prinsip-prinsip perbedaan individual maupun prinsip-prinsip perkembangan individu jika dia kelak menjadi guru.
5.        Perubahan yang bersifat aktif.
Untuk memperoleh perilaku baru, individu yang bersangkutan aktif berupaya melakukan perubahan. Misalnya, mahasiswa ingin memperoleh pengetahuan baru tentang Psikologi Pendidikan, maka mahasiswa tersebut aktif melakukan kegiatan membaca dan mengkaji buku-buku psikologi pendidikan, berdiskusi dengan teman tentang psikologi pendidikan dan sebagainya.
6.        Perubahan yang bersifat permanen.
Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar cenderung menetap dan menjadi bagian yang melekat dalam dirinya. Misalnya, siswa belajar mengoperasikan komputer, maka penguasaan keterampilan mengoperasikan komputer tersebut akan menetap dan melekat dalam diri siswa tersebut.
7.        Perubahan yang bertujuan dan terarah.
Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang
8.        Perubahan perilaku secara keseluruhan.
Perubahan perilaku belajar bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan semata, tetapi termasuk memperoleh pula perubahan dalam sikap dan keterampilannya. Misalnya, mahasiswa belajar tentang “Teori-Teori Belajar”, disamping memperoleh informasi atau pengetahuan tentang “Teori-Teori Belajar”, dia juga memperoleh sikap tentang pentingnya seorang guru menguasai “Teori-Teori Belajar”. Begitu juga, dia memperoleh keterampilan dalam menerapkan “Teori-Teori Belajar”.
Menurut Gagne (Abin Syamsuddin Makmun, 2003), perubahan perilaku yang merupakan hasil belajar dapat berbentuk :
1)        Informasi verbal; yaitu penguasaan informasi dalam bentuk verbal, baik secara tertulis maupun tulisan, misalnya pemberian nama-nama terhadap suatu benda, definisi, dan sebagainya.
2)        Kecakapan intelektual; yaitu keterampilan individu dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya dengan menggunakan simbol-simbol, misalnya: penggunaan simbol matematika. Termasuk dalam keterampilan intelektual adalah kecakapan dalam membedakan (discrimination), memahami konsep konkrit, konsep abstrak, aturan dan hukum. Ketrampilan ini sangat dibutuhkan dalam menghadapi pemecahan masalah.
3)        Strategi kognitif; kecakapan individu untuk melakukan pengendalian dan pengelolaan keseluruhan aktivitasnya. Dalam konteks proses pembelajaran, strategi kognitif yaitu kemampuan mengendalikan ingatan dan cara-cara berfikir agar terjadi aktivitas yang efektif. Kecakapan intelektual menitikberatkan pada hasil pembelajaran, sedangkan strategi kognitif lebih menekankan pada proses pemikiran.
4)        Sikap; yaitu hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk memilih macam tindakan yang akan dilakukan. Dengan kata lain, sikap adalah keadaan dalam diri individu yang akan memberikan kecenderungan bertindak dalam menghadapi suatu obyek atau peristiwa, di dalamnya terdapat unsur pemikiran, perasaan yang menyertai pemikiran dan kesiapan untuk bertindak.
5)        Kecakapan motorik; ialah hasil belajar yang berupa kecakapan pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik.
Sedangkan menurut Bloom, perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil belajar meliputi perubahan dalam kawasan (domain) kognitif, afektif dan psikomotor, beserta tingkatan aspek-aspeknya. Perubahan yang dihasilkan oleh proses belajar bersifat progresif dan akumulatif, mengarah kepada kesempurnaan, misalnya dari tidak mampu menjadi mampu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, baik mencakup aspek pengetahuan aspek afektif maupun aspek psikomotorik

2.    Tinjauan Tentang  Pembelajaran Drill
Sebelum mendefinisikan tentang metode drill, ada baiknya terlebih
dahulu mengetahui tentang metode mengajar. Metode mengajar adalah cara guru memberikan pelajaran dan cara murid menerima pelajaran pada waktu pelajaran berlangsung, baik dalam bentuk memberitahukan atau membangkitkan. Dengan metode pembelajaran yang tepat diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa, dengan kata lain terciptalah interaksi pembelajaran yang baik antara guru dengan siswa. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan dengan baik jika siswa lebih aktif dibandingkan dengan gurunya. Oleh karena itu metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa dan sesuai dengan materi pembelajaran.
Dari uraian definisi metode mengajar, dapat disimpulkan bahwa metode mengajar adalah suatu cara mengajar siswa melakukan kegiatankegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau ketrampilan lebih tinggi dari apa yang dipelajari. Metode latihan yang disebut juga dengan metode training yaitu merupakan suatu cara kebiasaan tertentu. Juga sarana untuk memelihara kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini juga dapat digunakan untuk ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan ketrampilan.
Pengertian metode drill menurut beberapa pendapat memiliki arti sebagai berikut:
a.       Roestiyah N.K, Suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar siswa melakukan kegiatan latihan, siswa memiliki ketangkasan dan keterampilan lebih tinggi dari apa yang dipelajari.
b.      Zuhairini, Suatu metode dalam pendidikan dan pengajaran dengan jalan melatih siswa terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan.
c.       Shalahuddin, Suatu kegiatan dalam melakukan hal yang sama secara berulang-ulang dan sungguh-sungguh dengan tujuan untuk menyempurnakan suatu keterampilan supaya menjadi permanen.
d.      Dalam buku Nana Sudjana, metode drill adalah satu kegiatan melakukan hal yang sama, berulang-ulang secara sungguh-sungguh dengan tujuan untuk menyempurnakan suatu ketrampilan agar menjadi permanen. Ciri yang khas dari metode ini adalah kegiatan berupa pengulangan yang berkali-kali dari suatu hal yang sama.
e.       Dalam bukunya Winarno Surakhmad, metode drill disebut juga latihan yang dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan dan keterampilan latihan terhadap apa yang dipelajari, karena hanya dengan melakukannya secara praktis suatu pengetahuan dapat disempurnakan dan disiap

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa metode drill adalah latihan dengan praktek yang dilakukan berulang kali secara kontinyu untuk mendapatkan keterampilan dan ketangkasan praktis tentang pengetahuan yang dipelajari. Dari segi pelaksanaannya siswa teriebih dahulu telah dibekali dengan pengetahuan secara teori. Kemudian dengan tetap dibimbing oleh guru, siswa diminta mempraktikkannya sehingga menjadi mahir dan terampil.

1)      Macam-macam Metode Drill
Bentuk-bentuk Metode drill dapat direalisasikan dalam berbagai bentuk teknik, yaitu sebagai berikut:
a.    Teknik kerja kelompok
Teknik ini dilakukan dengan cara mengajar sekelompok siswa untuk bekerja sama dalam memecahakan masalah dengan cara mengerjakan tugas yang diberikan.
b.    Teknik Micro Teaching
Digunakan untuk mempersiapkan diri siswa sebagai calon guru untuk menghadapi pekerjaan mengajar di depan kelas dengan memperoleh nilai pengetahuan, kecakapan dan sikap sebagai guru.
c.    Teknik Modul Belajar
Digunakan dengan cara mengajar siswa melalui paket belajar.
d.   Teknik Belajar Mandiri
Dilakukan dengan cara meminta siswa agar belajar sendiri dan tetap dalam bimbingan guru, baik dalam kelas maupun di luar kelas. Ternyata metode drill terdapat beberapa teknik yang bisa dipakai untuk menggunakannya. Karena semua metode bagus untuk pembelajaran tetapi semua itu tidak lepas dari pemilihan materi yang cocok dengan teknik  metode tersebut. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan menggunakan metode drill teknik belajar mandiri. Siswa membaca secara berulang-ulang

2)      Keuntungan dan kekurangan pendekatan pembelajaran drill:
*        Keuntungan pembelajaran drill
a.    Latihan yang diberikan secara teratur,tidak loncat-loncat akan lebih melekat pada diri anak dan benar-benar menjadi miliknya.
b.    Siswa dapat menggunakan daya fikirnya dengan baik, dengan pelajaran yang lebih baik maka siswa lebih teliti.
c.    Adanya pengawasan,bimbingan dan koreksi yang segera diberikan oleh guru memungkinkan guru untuk segera melakukan perbaikan atas kesalahan – kesalahanya.Dengan demikian akan menghemat waktu belajarnya.
d.   Pengetahuan atau keterampilan siap yang telah terbentuk sewaktu-waktu dapat dipergunakan dalam keperluan sehari-hari,baik untuk keperluan studi,maupun untuk bekal hidup di masyarakat kelak.
e.    Guru lebih mudah mengontrol dan dapat memebedahkan mana siswa yang disiplin dan yang tidak.
*             Kekurangan pembelajaran drill:
a.       Didalam menghadapi masalah siswa menyelesaikan secara statis dan tidak berpikir kritis.
b.      Latihanyang terlampau berak akan menimbulkan perasaan benci,baik kepada mata pelajaran maupun kepada gurunya.
c.       Latihan yang telah dilakukan dengan pengawasan yang ketat dan dalam suasan yang serius mudah sekali menimbulkan kebosanan dan kejengkelan.Akhirnya enggan berlatih dan malas atau mogok berlatih ( Sriyono,1991)
Bgaimana latihan diberikan dengan menggunakan pembelajaran drill agar dapat memanfaatkan keuntungan dan minimal kekuranganya yaitu:
a.       Materi pelajaran yang diberikan harus berarti, menarik dan dihayati  siswa sebagai kebutuhanya
b.      Guru hendaklah selallu membuat bermacam-macam latihan agar siswa tidak jenu atau bosan ,dan selallu memberikan bimbingan kepada siswa sehingga mengakibatkan aktivitas siswa terfokus pada pembelajaran yang akan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar lebih giat
c.       Guru janganlah melangkah ke pelajaran berikutnya sebelum pelajaran terdahulu terkuasai materinya dengan benar.
d.      Tugas/latihan yang diberikan secara perorangan akan lebih baik dari pada latihan/tugas bersama,sebab dengan perorangan guru dapat mengetahui kemajuan,memudahkan mengontrol dan mengoreksi. Selain itu siswa diharapkan mengambil inisiatif dalam proses pembelajaran,mereka juga dilatih bagaimana memecahkan masalah,membuat keputusan dan memperoleh keterampilan.
e.       Pembelajaran drill hendaklah harus diselelenggarakan dalam suasana menyenangkan.Jangan diberikan dalam suasana penuh ketegangan dan ketakutan.Metode drill dapat menciptakan iklim pembelajaran ang menyenagkan,karena dapat memacu keinginan siswa untuk mengetahui lebih dalam tentang materi pelajaran,utamanya pelajaran IPA Biologi.

3.    Hasil Belajar
Belajar merupakan proses internal yang komplek.yang terlibat proses  internal yang kompleks.Yang terlibat dalam proses internal tersebut adalah seluruh mental yang meliputi rana kognitif,afektif,psikomotorik. Dari segi  guru proses belajar tersebut dapat di amati secara tidak lansung. Artinya proses belajar yang merupakan proses internal siswa tidak dapat di amati akan tetapi dapat di pahami oleh guru.Proses belajar tersebut tampak melalui prilaku siswa memplajari bahan belajar.Prilaku belajar tersebut merupaka respon siswa terhadap tindakan mengajar atau tindakan pemblajaran dari guru.Prilaku belajar tersebut ada hubungan dengan desain instruksional guru,karena di dalam desain instruksional,guru membuat tujuan insruksional khusus.
Menurut Sudjana(1990) hasil belajar adalah kemampuan yang di miliki siswa setelah Ia mengalami pengalami pengalaman belajarnya.
Menurut Djamah(2000),hasil belajar adalah prestasi dari suatu kegiatanyang telah di kerjakan,di ciptakan baik secara individu maupun kelompok.Hasil tidak perna di hasilkan selam orang yang tidak melakukan sesuatu untuk menghasilkan sebuah hasil belajar di butuksn perjuangan dan prngorbanan yang sangat besar. Hanya dengan keuletan sungguh-sungguh,kemauan yang tinggi dan rasa optimisme dirilah yang mampu untuk mencapainya.
Sementara Arikunto(1990) mengatakan hasil belajar akhir setelah mengalami proses belajar,prubahan itu tampak dalam prubahan yang tampak dalam prubahan yang dapat di amati dn di ukur.
Dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu kemampuan atau keterampilan yang di miliki oleh siswa setelah siswa tersebut mengalami aktivitas belajar.
Hasil belajar yang di capai silam diri siswa di pengaruhi oleh 2 faktor utama yaitu:
1.    Faktor dari dalam diri siswa,meliputi kemampuan dimilikinya,motivasi  belajar,minat dan perhatian,sikap dan kebiasaan belajar,ketekunan,sosial  ekonomi ,fisik dan psikis.
2.    Faktor yang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan,terutama kualitas pengajaran.
Hasil belajar yang di capai siswa menurut Sudjana(1990),melalui   proses belajar mengajar yang optimal di tunjukan dengan ciri-ciri sbb
a.    Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbukan motivasi belajar intrinsik pada diri siswa.Siswa tidak mengeluh dengan prestasi yang rendah dania akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau setidaknya mempertahankan apa yang telah di capai.
b.    Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya,artinya ia tahu kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia  mempunyai potensi yang tidak kalah dari orang lain apa bila ia berusaha sebagaimana mestinya.
c.    Hasil belajar yang di capai bermakna bagi dirinya,seperti akan tahan lama di ingat,membentuk prilaku,bermanfaat untuk memplajari aspek lain,kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan kreativitasnya.
d.   Hasil belajar yang di proleh secara menyeluruh(komprehensif),yakni mencakup rana kongnitif,pengetahuan atau wawasan ,rana afektif (sikap) dan rana psikomotorik, keterampilan atau prilaku.
e.    kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalika diri terutama dalam menilai hasil yang di capainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.
Berdasarkan atas uraian di atas maka maka dapat di simpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang di miliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.Hasil belajar mempunyai pranaan  penting dalam proses pembelajaran.Proses penilaian terhadap  hasil  belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan   siswa dalam mencapai tujuan-tujuan blajarnya melalui kegiatan  blajar.selanjutnya dari infarmasi tersebut guru dapat meyusun dan membina kegiatan–kegiatan siswa lebih lanjut,baik untuk  keseluruhan kelas maupun individu.



4.    Hakikat Biologi
A.  Pengertian Biologi
Biologi atau ilmu hayat adalah ilmu yang mempelajari aspek fisik kehidupan. Istilah "biologi" dipinjam dari bahasa Belanda, biologie, yang juga diturunkan dari gabungan kata bahasa Yunani, βίος, bios ("hidup") dan λόγος,logos ("lambang", "ilmu"). Istilah "ilmu hayat" dipinjam dari bahasa Arab, juga berarti "ilmu kehidupan".  Jadi, biologi adalah ilmu yang mempelajari sesuau yang hidup beserta masalah-masalah yang menyangkut kehidupan. Pada masa kini, biologi mencakup bidang akademik yang sangat luas, bersentuhan dengan bidang-bidang sains yang lain, dan sering kali dipandang sebagai ilmu yang mandiri. Namun, pencabangan biologi selalu mengikuti tiga dimensi yang saling tegak lurus: keanekaragaman (berdasarkan kelompok organisme), organisasi kehidupan (taraf kajian dari sistem kehidupan), dan interaksi (hubungan antarunit kehidupan serta antara unit kehidupan dengan lingkungannya.
Objek kajian biologi sangat luas dan mencakup semua makhluk hidup. Karenanya dikenal berbagai cabang ilmu biologi yang mengkhususkan diri pada kajian tertentu yang lebih spesifik, di antaranya anatomi, anastesi, zoologi, botani, bakteriologi, parasitologi, ekologi, genetika, embriologi, entomologi, evolusi, fisiologi, histologi, mikologi, mikrobiologi, morfologi, paleontologi, patologi, dan lain sebagainya.



B.  Biologi Dalam perspektif Ilmu
Pada dasarnya cabang-cabang ilmu berkembang dari dua cara utama yakni filsafat alam yang kemudian menjadi rumpun ilmu-ilmu alam (the natural sciences) dan filsafat moral yang kemudian berkembang menjadi ilmu-ilmu social (the social sciences). Ilmu-ilmu alam membagi diri kepada kedua kelompok lagi yaitu ilmu alam (the physical sciences) dan ilmu hayat (the biological sciences). Ilmu alam bertujuan mempelajari zat yang membentuk alam semesta yang terbagi lagi menjadi fisika (mempelajari massa dan energy), kimia (mempelajari substansi zat), astronomi (mempelajari benda-benda langit), dan ilmu bumi.
Aristoletes (384-322 SM) adalah seorang ilmuwan dan filosof Yunani yang dipercayai sebagai perintis ilmu biologi. Ia telah mempelajari tentang 500 jenis hewan dengan sistem klasifikasinya, hal ini memberi pengaruh yang besar pada pemikiran dalam perkembangan ilmu-ilmu biologi (Salam, 1997). Aristoteles melakukan penelitian sejarah alam di pulau Lesbos. Hasil penelitiannya, termasuk Sejarah Hewan, Generasi Hewan, dan Bagian Hewan, berisi beberapa observasi dan interpretasi, dan juga terdapat mitos dan kesalahan. Bagian yang penting adalah mengenai kehidupan laut. Ia memisahkan mamalia laut dari ikan, dan mengetahui bahwa hiu dan pari adalah bagian dari grup yang ia sebut Selachē (selachians).
Ilmu biologi banyak berkembang pada abad ke-19, dengan ilmuwan menemukan bahwa organisme memiliki karakteristik pokok. Biologi kini merupakan subyek pelajaran sekolah dan universitas di seluruh dunia, dengan lebih dari jutaan makalah dibuat setiap tahun dalam susunan luas jurnal biologi dan kedokteran. Hal ini juga mendukung perkembangan ilmu pendidikan biologi, yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang bagaimana hubungan pendidikan dengan biologi, bagaimana cara mempelajari dan mengajarkan biologi dengan baik dan benar, baik pada instusi pendidikan formal maupun non formal.
Biologi menduduki posisi sangat strategis dan mempunyai kedudukan unik dalam struktur keilmuan. Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan alam atau natural science, biologi mempunyai kesamaan dengan cabang atau disiplin lainnya dalam sains, yaitu mempelajari gejala alam, dan merupakan sekumpulan konsep-prinsip- teori (produk sains), cara kerja atau metode ilmiah (proses sains), dan di dalamnya terkandung sejumlah nilai dan sikap. Sebagai bagian dari ilmu-ilmu yang mempelajari manusia, biologi berbeda dari sosiologi atau psikologi. Biologi mempelajari struktur-fisiologi dan genetika manusia. Sosiologi mempelajari aspek hubungan sosial antar manusia, sedangkan psikologi aspek perilaku dan kejiwaan manusia.

C.  Karasteristik Biologi Sebagai Ilmu
Ilmu pengetahuan berkembang karena hakikat manusia yang serba ingin tahu. Mengembangkan ilmu pengetahuan tidak harus berawal dari nol, melainkan bisa dari hasil penelitian orang lain asal sesuai dengan karakteristik sains itu sendiri. Biologi yang memiliki karakteristik yang sama dengan ilmu sains lainnya. Adapun karakteristik biologi sebagai ilmu yaitu:
*    Obyek kajian berupa benda konkret dan dapat ditangkap indera dikembangkan berdasarkan pengalaman empiris (pengalaman nyata)
*   Memiliki langkah-langkah sistematis yang bersifat baku
*   Menggunakan cara berfikir logis, yang bersifat deduktif artinya berfikir dengan menarik kesimpulan dari hal-hal yang khusus menjadi ketentuan yang berlaku umum. Bersifat deduktif artinya berfikir dengan menarik kesimpulan dari hal-hal yang umum menjadi ketentuan khusus.
*   Hasilnya bersifat obyektif atau apa adanya, terhindar dari kepentingan pelaku (subyektif) Hasil berupa hukum-hukum yang berlaku umum, dimanapun diberlakukan.
*   Komponen biologi sebagai ilmu
Biologi merupakan cabang sains yang mempelajari berbagai permasalahan makhluk hidup, dan untuk mempelajari melalui proses dan sikap ilmiah ini sebagai konsekuensi biologi. Dengan menggunakan proses dan sikap ilmiah akan memperoleh produk ilmiah. Dalam mempelajari sains terdiri dari 3 komponen yaitu :
a.    Sikap ilmiah
Merupakan sikap yang harus dimiliki untuk berlaku obyektif dan jujur saat mengumpulkan dan menganalisa data.



b.    Proses ilmiah
Merupakan perangkat ketrampilan kompleks yang digunakan dalam melakukan kerja ilmiah. Proses ilmiah dapat dilakukan dengan pendekatan ketrampilan proses dapat diklasifikasikan  sebagai berikut:
1) Ketrampilan proses sains dasar, meliputi:
a.    Mengobservasi, Mencari gambaran atau informasi tentang objek penelitian melalui indera. Dalam biologi hasil observasi seringkali dibuat dalam bentuk gambar (misal gambar dunia dll), bagan (missal bagan siklus hidup kupu-kupu), tabel (misal tabel pertumbuhan penduduk suatu wilayah), grafik (misal grafik hubungan antara tabel pertumbuhan kecambah), dan tulisan.
b.    Menggolongkan, Untuk mempermudah dalam mengidentifikasi suatu permasalahan
c.    Menafsirkan, Memberikan arti sesuatu fenomena/kejadian berdasarkan atas kejadian lainnya.
d.   Mempraktikkan/meramalkan, Memperkirakan kejadian berdasarkan kejadian sebelumnya serta hukum-hukum yang berlaku. Prakiraan dibedakan menjadi dua macam yaitu prakiraan intrapolasi yaitu prakiraan berdasarkan pada data yang telah terjadi; kedua prakiraan ekstrapolasi yaitu prakiraan berdasarkan logika di luar data yang terjadi.
e.    Mengajukan pertanyaan, Berupa pertanyaan bagaimana, karena pertanyaan ini menuntut jawaban yang diperoleh dengan proses.
2) Ketrampilan proses sains terpadu, yang terdiri dari:
1.    Mengidentifikasi variable
2.    Menyusun tabel data
3.    Menyusun grafik
4.    Mendeskripsikan hubungan antar variabel
5.    Perolehan data dan pemrosesan data
6.    Menganalisia penyelidikan
7.    Merumuskan hipotesis
8.    Mendefinisikan variabel secara operasional
9.    Melakukan eksperimen
3)  Langkah sistematis dalam proses ilmiah/metode ilmiah meliputi:
*      Merumuskan masalah
          Ada tiga cara dalam merumuskan permasalahan yaitu:
1.       Apakah variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat objek eksperimen?
2.       Bagaimana pengeruh variabel bebas terhadap variabel terikat objek eksperimen?
3.       Apakah ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat objek eksperimen?
*      Menyusun kerangka berfikir
          Kerangka berfikir dicari melalui kepustakaan atau fakta empiris.
*      Merumuskan hipotesis
Hipotesis merupakan suatu dugaan yang merupakan jawaban sementara terhadap masalah sebelum dibuktikan. Ada 2 macam hipotesis dalam eksperimen yaitu:
1.      Hipotesis nol      (H0) : tidak ada pengnaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat
2.      Hipotesis alternatif (H1) : ada pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat
*      Melakukan eksperimen
Untuk mendukung atau menyangkal hipotesa itu perlu dibuktikan melalui eksperimen. Dalam melakukan eksperimen melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
a.  Taraf perlakuan
b. Pengendalian faktor lain
c. Ulangan
d. Pengukuran
*      Analisis data
Analisa data dapat menggunakan statistik atau secara deskriptif.
*      Menarik kesimpulan
Ada dua kemungkinan dalam kesimpulan yaitu hipotesis diterima (dugaan sementara sesuai dengan eksperimen) atau ditolak (dugaan sementara tidak sesuai dengan eksperimen).
*      Publikasi
Hasil penelitian di publikasikan ke kalayak melalui jurnal penelitian, seminar atau lewat internet


D.  Didirikannya Biologi Modern
Istilah biologi dalam pengertian modern kelihatannya diperkenalkan secara terpisah oleh Gottfried Reinhold Treviranus (Biologie oder Philosophie der lebenden Natur, 1802) dan Jean-Baptiste Lamarck (Hydrogéologie, 1802). Namun, istilah biologi sebenarnya telah dipakai pada 1800 oleh Karl Friedrich Burdach. Bahkan, sebelumnya, istilah itu juga telah muncul dalam judul buku Michael Christoph Hanov jilid ke-3 yang terbit pada 1766, yaitu Philosophiae Naturalis Sive Physicae Dogmaticae: Geologia, Biologia, Phytologia Generais et Dendrologia

Oleh karena itu kemajuan biologi yang demikian pesatnya harus diimbangi dengan iman dan takwa, sehingga pemanfaatan lebih optimal dan meminimalkan dampak negatif yang ada.

B.  KERANGKA PIKIR
Timbulnya berbagai presepsi mengenai rendahnya atau kurangnya aktivitas dan hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh beberpa faktor,salah satunya adalah metode pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar kurang mampu mermotivasi siswa dalam aktivitas belajar.
Oleh karena itu dalam pembelajaran IPA Biologi di sekolah guru hendaknya memilih model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam belajar,maka model pembelajaran drill merupakan salah satu model pembelajaran yang cocok digunakan,sebab dalam pembelajaran ini siswa didorong lebih aktif  serta dapat meningkatkan hasil belajar  mereka.

PBM
SISTEM GERAK PADA MANUSIA
PENDEKATAN PEMBELAJARAN DRILL
SIKLUS 2
SIKLUS 1

REFLEKSI
 AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
ANALISIS
TEMUAN
REKOMENDASI
 

















                                                                                                                                                                              

                     Gambar 1 Kerangka Pikir



C.  HIPOTESIS
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pikir yang telah dikemukakan di atas,maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah ‘ Melalui pendekatan pembelajaran drill dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII A1 SMP Frater Makassar .
















                                              BAB III
                              METODE PENELITIAN

A.   Setting Penelitian
1.    Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bertujuan untuk mengungkapkan hasil penelitian sesuai fakta dan data yang diperoleh dilapangan.Penelitian ini dilakukan berkolaborasi dengan guru Biologi SMP Frater Makassar dalam hal ini adalah untuk mendapat informasi tentang ‘’Peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII A2 SMP Frater Makassar melalui pendekatan pembelajaran drill’’

2.    Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada siswa kelas VIII A2 SMP Frater Makassar pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 yang berlangsung selama 2 bulan,mulai tanggal 01 Juli sampai pada tanggal 01 September 2013.Siswa yang terlibat adalah semua siswa kelas VIII A2 SMP Frater Makassar.
B.   Faktor Yang Diselidiki
Untuk menjawab permasalah yang telah diuraikan di atas,maka ada tiga faktor yang akan diselidiki,yaitu:
1)        Faktor siswa,yaitu untuk melihat aktivitas siswa dalam menyelesikan tugas yang diberikan oleh guru,baik tugas individu maupun tugas
kelompok serta ketuntasan nilai yang di capai dalam mata pelajaran biologi.
2)        Faktor sumber pelajaran,yaitu untuk melihat apakah sumber atau bahan pelajaran yang digunakan sesuai dengan tujuan yang hendak diberikan,apakah sesuai  dengan tingkat kemampuan siswa serta sesuai dengan tujuan yang akan dicapai
3)        Faktor guru,yaitu dengan melihat bagaimana metode pelajaran dipersiapkan dan metode serta strategi yang digunakan dalam melaksanakan proses belajar mengajar di kelas.

C.  Prosedur Penelitian
Penelitian ini dirancang 2 siklus,setiap siklus terdiri atas 4 tahap,yaitu perencanaan,pelaksanaan,pengamatan/obsevasi,dan refleksi
Siklus 1
Refleksi Awal
Perencanaan Tindakan 1
Refleksi
Pengamatan
Pelaksanaan Tindakan 1
 





Siklus 2
Perencanaan Tindakan 2
Pelaksanaan Tindakan 2
Pengamatan
Refleksi
 




SIKLUS 1
A.    Perencanaan Tindakan
Adapun langkah-langkah persiapan sebelum melaksanakan tindakan penelitian adalah:
1)      Menelaah kurikulum dan mempelajari dengan cermat untuk menentukan tindakan yang perlu dilakukan.
2)      Berdiskusi dengan guru.
3)      Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran
4)      Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung.
5)      Membuat lembar observasi untuk mengumpulkan data kehadiran siswa,data kegiatan selama proses belajar mengajar dan data kemajuan kegiatan dalam pembelajaran.
6)      Menyusun alat evaluasi untuk mengetahui kemajuan siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas  pembelajaran berdasarkan materi yang diberikan baik individu maupun kelompok.
B.     Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam 2 siklus (siklus 1 dan siklus 2),tiap tahap dilaksanakan sesuai perubahan yang ingin dicapai.Secara rinci prosedur perenccanaan dapat dijabarakan sebagai berikut:
1.         Siklus 1,tahap ini dilaksanakan dalam 4 kali tatap muka 4x4 atau 16 jam@40 menit,adapun pelaksanaan siklus 1 sebagai berikut:
a.         Implementasi dan Observasi
Dalam implementasi dan observasi siklus 1 ini kegiatan yang dilakukan antara lain:
1.      Melaksanakan scenario pembelajaran
2.      Menyampaikan strategi pembelajaran yang akan diterapkan dan menyampaikan tujuan dari strategi pelajaran tersebut.
3.      Melakukan observasi dengan mengamati dan mencatat segalah yang terjadi selama pelajaran berlangsung di kelas antara lain: motivasi siswa,keterampilan dan sikap saat pelajaran berlangsung. Data dari hasil pengamatan kemudian diisifocus observase dalam bentuk chek list.
b.         Analisis dan Evaluasi
Kegiatan pembelajaran adalah mempunyai suatu tujuan yang telah dirumuskan pada rumusan kemampuan dan prilaku. Rumusan yang diharapkan hendaknya telah dimiliki pada siswa setelah akhir proses pembelajaran,maka untuk mengetahui kemampuan intelektual pada masing-masing siswa disini perlu adanya evaluasi,sedangkan untuk mengevaluasi diperlukan adanya alat evaluasi dan alat evaluai itu adalah melakukan dengan tanya jawab dan pemberian tugas. Dari strategi pembelajaran ini diharapkan dapat mengukur tingkat kemampuan,tingkat motivasi dan keterampilan pada masing-masing siswa.




C.    Observasi/Pengamatan
Observasi/pengamatan dilakukan saat siklus pelaksanaan berlangsung.Aspek yang diamatai pada pertemuan 1,sama dengan aspek yang diamati pada pertemuan ke 2 yaitu:
1.      Jalanya pendekatan drill oleh guru yang bersangkutan.
2.      Aktivitas dan hasil belajar siswa selama pelajaran berlangsung.

D.    Tahap Refleksi
Hasil observasi dan evaluasi dikumpulkan dan dianalisis pada tahap ini. Dari hasil yang diperoleh, peneliti dapat melakukan refleksi apakah kegiatan yang dilakukan sudah dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa.
Dari hasil refleksi siklus I ini dijadikan acuan untuk perencanaan siklus II, jika sudah baik dapat dipertahankan.

SIKLUS 2
A.      Perencanaan Tindakan
Siklus II,siklus ini dilaksanakan dalam 4 kali tatap muka dengan waktu 4x4 atau 16 menit @40 menit.
Pada tahap ini pelaksanaan dilakukan berdasarkan hasil dari tahap 1 yaitu perbaikan          dari kekurangan atau kendala-kendala yang dihadapi.



B.       Tahap Observasi dan Evaluasi
Pada prinsipnya observasi dan evaluasi yang dilaksanakan pada siklus II sama dengan observasi dan evaluasi pada siklus I.
C.       Tahap Refleksi
Dari hasil yang diperoleh, peneliti dapat menyimpulkan atas pembelajaran dengan pendekatan  pembelajaran kooperatif tipe drill yang dilakukan selama 2 siklus.

D.      Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
a.   Teknik Pengumpulan Data
1.      Observasi
Observasi yaitu melakukan pengumpulan data dan pengamatan langsung pada objek penelitian. Data yang diteliti antara lain: kehadiran,sikap,dan pengetahuan siswa
Observasi yang dilakukan adalah observasi yang terstruktur yaitu’’observasi yang dirancang secara sistematis tentang apa yang akan diamati,kapan dan dimana tempatnya “(sugiyono,2004) hal ini dilakukan karena peneliti telah mengetahui secara pasti tentang variabel penelitian yang akan diamati.




2.      Dokumentasi
Dalam melakukan teknik pengumpulan data melalui dokumentasi penulis menggunakan pedoman dengan cara mengambil data-data atau informasi-informasi yang erat kaitanya dengan permasalahan yang sedang di teliti yaitu menyangkut peningkatan aktivitas dan belajar siswa pada dalam pembelajaran IPA Biologi kelas VIII A1 SMP Frater Makassar.

E.       Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis kulitatif dan kuantitatif.Analisis kualitatif dilakukan dengan merangkum data
pengamatan selama berlangsungnya penelitian berdasarkan klasifikasi pengamatan yang telah direkam.
Analisis kuantitatif mencangkup perubahan sikap dan prilaku belajar siswa,skor rata-rata presentasi belajar siswa.Siswa yang memperoleh atau menguasai materi pelajaran 70% ke atas atau memperoleh skor 70,0 dari hasil belajarnya maka siswa tersebut dianggap kompoten.Sedangkan perolehan hasil di bawah 70,0 dianggap belum kompoten. Siswa dianggap kompoten apabila skor rata-rata hasil belajar siswa mencapai 75,0 ke atas atau dengan kata lain penguasaan materi siswa secara perorangan mencapai 75% ke atas.
Selain itu,nilai tersebut dikategorikan dengan menggunakan kategorisasi sekala lima berdasarkan teknik kategori standar,sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Nurkancara (1986) yang dinyatakan pada tabel brikut:

No
Nilai
Kategori
1
0-34
Sangat Rendah
2
35-54
Rendah
3
54-55
Sedang
4
65-84
Tinggi
5
85-100
Sangat Tinggi

Gambar 2 Tabel Kategori Standar Skala Lima

                  









 DAFTAR PUSTAKA

Hidayat. 2001. Strategi Pembelajaran. Universitas Santa Darma Yogyakarta. Yogyakarta
Supardin.2006.Strategi Belajar Mengajar CBSA.Bumi Askara,Jakarta
Sriyono.1991. Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA. Jakarta Rineke Cipta
Sardiman, A,M. 2004. Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada Jakarta
http://retnilgaol.blogspot.com/2012/08/hakekat-biologi-dan-pendidikan-     biologi.html diakses jam 20.00 tanggal 19 mei 2013

http://digilib.sunan-ampel.ac.id/files/disk1/196/jiptiain--akhmadrija-9768-5-       babii.pdf. Diakses hari senin 20 mei 2013 jam 18.00

materi http://tobi-tobita.blogspot.com/p/materi.html     diakses hari senin,20 mei 2013 jam 17.00





 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar